Ratu duduk di atas kursi besar bersebelahan dengan jendela. Di
tangannya ada jarum emas yang dipakai untuk menyulam pakaian dari sutera
yang indah. Ia mempercantik pakaian sutera itu dengan benang
warni-warni yang dibentuk menyerupai bermacam-macam bunga dan
tetumbuhan. Waktu itu musim dingin, salju jatuh seperti kapas yang
berguguran, menutupi tanah sehingga taman berlapiskan pakaian bersih nan
putih.
Tiba-tiba jarum menusuk jari-jari Ratu, lalu 3
tetes darah jatuh ke atas sekumpulan salju di ambang jendela. Ketika
sang Ratu melihat darah yang merah di atas salju yang putih, ia lupa
pada sakit akibat tertusuknya, ia berharap ia dianugerahkan seorang anak
laki-laki yang putih bagaikan salju, merah serupa darah dan rambut hitam
layaknya kayu.
Sampai di suatu hari, Sang Ratu
melahirkan seorang bayi perempuan yang rupawan, yang putih bagaikan
salju, yang merah serupa darah serta warna hitam rambut yang mirip kayu.
Maka dinamakanlah ia "Snow White" yang mana berarti "Yang Putih seperti
Salju".
Begitu Sang Ratu meletakkan bayi perempuan
ini, ia sakit parah dan sebelum para dokter dapat mengobati serta
berhasil menyembuhkannya, ia meninggal. Sang Raja sangat sedih atas
kematian istrinya yang setia. Ia melewati hari sendirian sementara bayi
perempuannya "Snow White" hidup tanpa ibu yang menyayangi, mencintai,
serta merawatnya. Maka sang Raja pun terpaksa menikah sekali lagi tanpa
mempertimbangkan apapun kecuali kecantikan. Lalu dipilihkanlah seorang
pasangan yang cantik untuknya, padahal orang tersebut sombong, penuh
tipu daya, mencintai dirinya sendiri serta membenci siapa pun di dunia
ini yang lebih cantik dari dirinya.
Ratu yang baru ini
memiliki sebuah cermin ajaib. Ia mendatangi cermin itu lantas bertanya
padanya: "Wahai cerminku, adakah di negeri ini seseorang yang lebih
cantik dariku?"
Si cermin pun menjawab: "Ratuku, engkaulah yang tercantik di seluruh negeri ini."
Sang
Ratu pun puas dengan jawaban tersebut, maka kesombongan meliputi dirinya
sebab ia tahu bahwa cermin yang sakti itu tidak berkata-kata kecuali
hal yang benar.
Kemudian, Snow White tumbuh besar
dengan bekal kecantikan yang ada padanya dan ketika usianya sampai 7
tahun, ia telah lebih cantik dari Ratu yang sombong itu yakni istri
ayahnya sendiri.
Sampai suatu hari, Sang Ratu bertanya pada
cerminnya yang ajaib: "Cerminku, adakah di seantero negeri ini seseorang
yang dia lebih cantik dariku?"
Lalu cermin pun menjawab: "Ratuku, Engkau sungguhlah cantik, namun Snow White ribuan kali lebih cantik dibanding Engkau."
Ketika
mendengar jawaban ini, wajah Ratu berubah, ia marah sekali. Hatinya
dipenuhi dengan rasa cemburu, kedengkian serta kemarahan. Ia menjadi
sangat membenci Snow White dan berkata pada dirinya sendiri: "Snow White
harus mati.. Ia harus dibunuh"
Dan sejak hari itu, Sang Ratu
tidak dapat beristirahat baik siang maupun malam hari disebabkan oleh
kecemburuan, kesombongan, kedengkian serta pikirannya yang terus menerus
ingin membebaskan dirinya dari Puteri yang cantik.
Beberapa
hari kemudian, Sang Ratu memanggil pemburu yang jahat dan berkata:
"Pergilah dengan Puteri ke hutan lalu bunuhlah ia di sana. Aku tidak
sanggup melihat ia dibunuh jadi berikan padaku jantung dan hatinya".
Sang
Pemburu mematuhi titah Sang Ratu, ia pun pergi dengan Puteri ke hutan.
Kemudian ia mengeluarkan pisau belati miliknya dari sarungnya lalu
menahan tangan Sang Puteri dan berkata: "Wahai Puteri kecil, aku
diperintahkan oleh Ratu untuk membunuhmu dan membawakannya jantung dan
hatimu".
Sang Puteri pun terkejut, ia berteriak memohon
dan menangis, kemudian berkata pada pemburu: "Jangan membunuhku, wahai
pemburu yang baik. Tinggalkanlah aku di hutan ini, aku akan hidup di
sini dan tidak akan pernah lagi kembali ke rumah selamanya."
Sang
Puteri pada saat itu kelihatan cantik bagaikan musim semi yang bersinar
dan memikat. Hati pemburu pun berubah dan menjadi kasihan padanya. Ia
berkata: "Baiklah, aku tidak akan membunuhmu, Gadis Kecil". Kemudian pemburu berkata pada dirinya sendiri, "aku akan meninggalkanmu di hutan, tetapi binatang-binatang buas tidak akan membiarkanmu hidup".
Pada saat itu, seekor kambing hutan muda meloncat di dekat mereka berdua. Sang pemburu pun langsung menyergapnya, membunuhnya, mengeluarkan jantung serta hati si
kambing, lalu menyelubunginya dengan sapu tangan. Ia pun kembali ke
istana dan menyerahkan jantung serta hati tersebut kepada Ratu sebagai
jantung dan hati Puteri.
Sang Ratu sangat senang lalu
menyimpulkan bahwa Puteri telah dibunuh dan sejak saat itu ia tidak akan
tersaingi dalam hal kecantikan. Maka ia berterima kasih kepada pemburu
atas kesediaan serta kepatuhannya dan membalasnya dengan pemberian.
Sementara
itu, Puteri kecil yang jelita mulai berlari di hutan tanpa arah.
Binatang-binatang buas berlalu-lalang di dekatnya tanpa menyakiti maupun
menyentuhnya dengan maksud buruk, dan burung-burung yang ada di atasnya
berterbangan di depannya, mengajaknya dengan nyanyian mereka yang merdu.
Suara burung-burung yang merdu itu menuntunnya ke sebuah jalan yang
berkata: "Jika Engkau adalah Snow White, berlari lah ke sini.. datang
lah ke jalan ini dan pergilah ke rumah 7 kurcaci.. Engkau akan
mendapatkan penjagaan dan kasih sayang dari mereka. Tinggal lah di rumah
mereka sampai kembali kepadamu rasa aman dan kegembiraan".
Snow
White berlari sembari melihat burung-burung itu hingga ia sampai di
rumah 7 kurcaci sebelum matahari terbenam. Ia pun mengetuk pintu tanpa
seorang pun menjawabnya. Maka, ia mengetuk lebih keras tanpa mendengar
balasan. Lalu ia memanggil dan berteriak dengan keras namun tetap tidak
mendengar apa pun kecuali suara-suara yang membuatnya takut.
Jadi
ia mendorong pintu dan masuk, lalu menemukan 7 buah gelas, 7 piring, 7
sendok, 7 garpu dan makanan-makanan serta minuman di atas meja makan.
Sang
Puteri pada saat itu merasa sangat lapar, ia bermaksud memakan
sedikit makanan-makanan yang ada di sana serta meminum sedikit minuman
dari gelas-gelas yang tersedia . Jadi tanpa dilarang oleh satu pun dari
penghuni rumah itu ia memakan dan meminumnya. Sesudah itu, Sang Puteri
pun kenyang, lalu ia mengedarkan pandangan ke sekeliling rumah dan
melihat 7 buah tempat tidur kecil...
*Tugas Akhir Matakuliah Terjemah. Bersiap menyambut Terjemah II
Bismillah :)
kalau saya tugasnya nerjemahin cerpeb AA Navis :D
ReplyDelete