akhir-akhir ini nama kakak sering disebut-sebut di kosan. Ini sudah 9 bulan sejak surat pertamaku. Rupa-rupanya waktu sudah berlari demikian jauh.
Aku cuma mau mengabarkan bahwa sekitar bulan kemarin, masa lalu itu kembali kuungkit. Rasanya masih kesal tapi sepertinya tidak lagi terlalu sakit. masih tidak habis pikir. masih tidak percaya bahwa kakak bisa sebegitu tega. masih bertanya-tanya.
Tapi yasudahlah, toh itu masa lalu.
Kata Azka, masa lalu bisa kita apain aja, bisa kita lipet, kita sobek, kita bakar, kita injek-injek, kita buang, atau kita simpan. Tapi aku masihlah melyn yang beranggapan bahwa sesakit apapun, masa lalu bukan seperti angin utara yang berhembus tanpa makna apa-apa. Rasa sakit tidak akan menguatkan jika berakhir dengan dilupakan. Barangkali iya, melupakan dapat menyembuhkan, tapi tidak menguatkan.
Dan setelah 9 bulan, aku bisa katakan bahwa aku sudah betul-betul sembuh. Ternyata sembuh tidak melulu harus dengan melupakan, kak. Waktu ternyata juga menyembuhkan.
Jadi sekarang, kita baik-baik saja ya. Apa yang kujanjikan dulu sekarang sudah nyata. Bahwa kelak akan ada saat ketika aku tidak lagi merespon sapaan kakak dengan sebelah mata. Menghormati kakak sehormat aku ingin dihormati juga.
Luka itu sudah sembuh, walau kadang-kadang masih nyeri kalau aku mengingat-ingatnya lagi. Tapi sudah tidak bengkak, dan Lubang yang dulu itu sudah ditutup waktu, kak.
Jadi sekarang, ayo kita main ke taman lampion. Kata Ifa kakak kepingin. Terserah mau naik motor atau naik mobil. atau mungkin kakak mau kita ke pantai? melihati ombak yang menjilat-jilat pesisir, hilang seperti luka yang telah disihir.
-masih di kamar yang sama. di sebelah kamar yang dengan penghuninya kakak membocorkan rahasia-
saya juga berpikir bahwa masa lalu tidak selalu menjadi lebih baik dengan dilupakan. tapi yah, nikmati saja apa yang terjadi :)
ReplyDeletemeilin meilin, dapet PR ya~ http://d3wdr0p.com/2012/01/pr-delapan-soal/ ehehe :D
ReplyDelete