Keong Jingga cuma ingin diperlakukan adil. Dirinya sudah terlalu lelah terus menerus mengalah atas nama lebih tua. Siapa yang mau menjadi yang lebih tua? Dirinya tidak mau, sekalipun tidak pernah mau.
Kesalahan apa yang memangnya ia lakukan sampai-sampai harus merelakan diri terus menerus diperlakukan menjadi nomor sekian? Bahwa tidak apa-apa apabila ia tidak pernah diprioritaskan? Kenapa bisa ada hal yang baik-baik saja dilakukan para jantan sementara dirinya dikecam? Karena ia betina? Karena ia lebih tua makanya ia selalu dituntut untuk senantiasa berbuat sempurna?
Maka, persetan.
Malam ini ia memilih cepat-cepat tidur saja. Matanya masih basah. Hatinya jelas-jelas telah patah. Retak kecil-kecil yang sejak dulu ia tambal sulam lagi-lagi berantakan. Untuk kali pertama dalam hidupnya, Keong Jingga berharap ia mati muda.
sembari menelungkup di lantai dingin
12 Juni 2012. 21:53
tapi kamu, harus tetap hidup, Mel.
No comments:
Post a Comment
Hai hai terimakasih udah mampir dan baca sampai akhir. Silahkan tinggalkan komentar biar aku bisa mampir ke blog kalian juga.
Cheers :D