Monday, February 19, 2018

Memilih Destinasi Babymoon Yang Aman Untuk Ibu Hamil Besar.


Hai hai kalian, gimana long weekend-nya?

Mumpung baru libur panjang, saya mau share pengalaman saya memilih destinasi liburan saat hamil besar. Memang idealnya, waktu yang pas untuk babymoon itu di trimester kedua (uk 18-24 minggu) sih ya. Hanya saja kan nggak semuanya dalam hidup bisa serba ideal ye nggak.

Bisa jadi suami belum dapet jatah cuti atau anak-anak lagi musim ujian eh tahu-tahu udah trimester terakhir. Masih bisa kok kalo bumil masih kepingin liburan. Kayak saya, yang waktu itu di India memang lagi riweuh banget, dari mulai sepupu nikahan sampe paman dan suami kakak ipar meninggal, akhirnya baru bisa liburan waktu usia kandungan 31 minggu.

Menurut saya hal pertama yang perlu diperhatikan sebelum merencanakan babymoon itu ya mengenali kondisi diri sendiri dan menentukan budget. Karena kan yaa kita yang paling mengenal diri kita sendiri. Entah kah ada riwayat kandungan lemah, komplikasi atau keluhan-keluhan lainnya kayak gampang capek, pusing-pusing, sakit pinggang, dada sesak, kantong tipis, wkwkkw..

Kalo saya sih keluhan-keluhan selama kehamilan malah ada di trimester satu dan dua. Trimester satu yaudahlah ya, nggak perlu dijelaskan, tapi di trimester dua rata-rata keluhannya karena tubuh saya lagi penyesuaian banget sama perut yang makin gede.


Ada ding keluhan di trimester ketiga ini, yaqni pipis mulu dan lafar selalu. LOL.

Nah bagi yang punya banyak keluhan selama hamil besar ini bisa langsung dikonsultasikan ke bidan atau dokter untuk menyesuaikan tipe liburannya, entah piknik ke luar kota 2-3 hari, staycation 1-2 malam di hotel dalam kota atau bahkan dinner romantis di restoran enak. Apa aja deh, yang penting  bonding dapet, bumil happy dan jangan lupa kudu sesuai budget biar anggaran aman menyambut adik bayi.

Untuk yang ada budget lebih dan pengen liburan ke luar negeri juga bisa kok menurut saya meskipun usia kehamilan udah masuk trimester terakhir yang terpenting harus dikonsultasikan dulu ke dokter kandungan masing-masing. 

Nah kalau konsultasi ke dokter udah, anggaran udah, sekarang waktunya memilih lokasi liburan. Menurut saya, banyak yang perlu dipertimbangakan dalam memilih lokasi liburan, diantaranya:

1. Bukan wilayah konflik atau tempat penyebaran penyakit endemik.

Ini super penting ya. Walopun sebenernya siapa juga sih yang mau babymoon ke Palestina atau Afrika misalnya. Rata-rata destinasi domestik memang lebih aman, tapi jaga-jaga kalau mau liburan ke luar pastikan dulu kita udah cek website Centers for Disease Control and Prevention (CDC) untuk update apakah wilayah yang dituju aman dari penyakit endemik.

Apalagi yang destinasi liburannya wilayah perkotaan, menurut saya nggak ada salahnya bawa-bawa masker dan sedikit lebih waspada kalau ada orang bersin atau batuk-batuk di dekat kita. 


2. Transportasi dan Lama Perjalanan.

Yang namanya ibu hamil, apalagi yang lagi hamil besar dijamin nggak bakal nyaman kalau harus duduk lama berjam-jam. Kalau bisa sih pilih destinasi yang bisa dicapai dalam 3-5 jam perjalanan. Waktu ke Singapura bulan lalu, bisa dibilang saya menghabiskan waktu hampir 24 jam di jalan. Tapi 3 jam di kereta sama sekali nggak ada masalah karena pakai sleeper class jadi saya tetep bisa baringan dan bebas bergerak. 6 jam nunggu boarding di bandara pun no problem karena saya masih bisa bebas ke sana kemari. Nah, 4 jam di pesawat Coimbatore-Singapore ini yang rasanya mau matek. Wkwkwk.. 

Jadi, menurut saya, pilihan transportasi ini berpengaruh banget untuk kenyamanan selama perjalanan. Saran saya sih, buat yang mau babymoon tapi bakal lumayan lama di pesawat, jangan lupa pilih tempat duduk di aisle aja supaya masih bisa bebas gerak keluar masuk merenggangkan badan. Kalau bisa jangan penerbangan malam juga supaya bisa enak tidurnya dan pastikan pasang seatbeltnya di bawah perut.

3. Fasilitas kesehatan yang mudah dijangkau.

Saat awal-awal merencanakan babymoon, Maldives ada di urutan pertama dari daftar destinasi babymoon saya. Mungkin akibat kebanyakan liat instagramnya artis-artis yang rata-rata kalo babymoon ke pantai kan jadi lah saya sempet ngotot babymoon-nya ke Maldives aja. Wkwkwk.. Selain harga tiketnya murah dari India, saya dan Ka Salam juga nggak perlu ngurus visa. 

Ehtapi, di Maldives itu rata-rata penginapannya di pulau-pulau sendiri gitu kan, kalo sewaktu-waktu saya harus dilarikan ke RS gimanaaa doong?

Yah walopun di Maldives ada ferry terjadwal atau water taxi, tapi membayangkan harus terkatung-katung di lautan untuk nyampe rumah sakit besar di capital, kayaknya gimanaa. Apalagi saya baca-baca, kebanyakan pulau nggak ada dokter resident-nya dan rumah sakit di capital ini hampir selalu penuh dan pelayanannya pun cukup lama (karena memang cuma ada 2 RS besar gengs). Cukup riskan kan buat ibu hamil 7-8 bulan kayak saya, yah mana tau aja tetiba ketuban pecah dini dan kudu ada tindakan surgery. Yang kayak gini-gini harus juga dipikirin. Akhirnya untuk keamanan dan kenyamanan, Maldives terpaksa saya hapus dari daftar.


4. Cuaca dan makanan 

Setelah Maldives out dari list, saya pun mulai cari-cari destinasi lain. Sugesti saya bahwa pantai itu panas, lengket dan gerah ternyata berhasil (sebenernya untuk menghibur diri sih ini) dan mendadak saya kepinginnya liburan ke area pegunungan gitu. Kalo bisa yang ada salju-saljunya. Kekeke..

Langsung lah merengek ke Ka Salam, babymoonnya ke Kashmir aja yuk lah. Membayangkan keindahan alam kashmir yang udah tersohor, saya pun mulai semangat cari-cari penginapan di area Ladakh dan Srinagar sampai kemudian.. jengjeeengg.. saya baca-baca tentang AMS alias Acute Mountain Sickness yaqni kondisi dimana tubuh gagal beradaptasi dengan kondisi udara di  atas ketinggian 8000 kaki. AMS ini walaupun biasanya cuma berlangsung 1-2 hari konon bisa juga berbahaya kalau nggak ditangani dengan baik.

Hhhh...
Mau liburan aja susyeeh yak.

Waktu akhirnya Ka Salam mengusulkan liburan ke Singapura, saya pikir ini destinasi yang pas banget buat bonding antara saya, Ka Salam dan baby. Secara saya suka yang mellow sendiri gitu tiap denger cerita Ka Salam selama merantau di Singapura sendirian sejak umur 19 tahun.

Selain itu, di Singapura juga lumayan gampang lah cari restauran halal. Bagi saya ini penting banget untuk memastikan selama liburan, apa yang dikonsumsi janin bukan cuma sehat dan bergizi tapi juga terjamin  baik dan halal.

Cheers :D

1 comment:

  1. Wah dirimu suaminya orang India ya, Mba. Pantes waktu itu nulis ttg kuliner Indianya bagus banget, haha... Moga sehat2 selalu ya sampai melahirkan nanti. Traveling ketika hamil pastinya bisa ya, asal kondisinya diperhatikan.

    ReplyDelete

Hai hai terimakasih udah mampir dan baca sampai akhir. Silahkan tinggalkan komentar biar aku bisa mampir ke blog kalian juga.
Cheers :D

UA-111698304-1