Showing posts with label kamu. Show all posts
Showing posts with label kamu. Show all posts

Tuesday, February 11, 2014

OTTOKE kalo kata orang korea.

Sementara suara kamu yang saya dengar via jarak jauh untuk kali pertama ini
terus menerus mencuri nafas saya.
Sementara rindu yang susah payah saya redam berbulan-bulan tiba-tiba meledak keluar.
Lantas tekad saya yang tadinya teguh serta merta luluh.
KAMU.


Lalu kamu pada akhirnya cuma bisa bersembunyi di dalam selimut sembari merapal doa-doa. Mengadu pada Ia Yang Maha Tahu tentang hati milik kamu yang begah dengan rasa takut campur bahagia. Karena sesederhana balon udara yang kebanyakan helium, kamu cuma takut meledak. Dan hancur.

Lantas apa rasanya menulis kata-kata romantis untuk kekasih orang lain? kamu jelas-jelas tahu tidak ingin menjadi nila pada harapan dan mimpi-mimpi masa depan mereka. Bahkan meski nila itu cuma sebatas perasaan yang pada suatu titik tidak ada hubungannya dengan diri mereka sendiri.

Iya, semakin banyak huruf-huruf keluar semakin jelas kamu pathetic, Mel.

Semakin jelas kamu pathetic.


setengah satu dini hari.
Bahkan segala letih dan kurang tidur 2 hari ini tidak juga sanggup menjauhkan saya dari menuliskan kamu.
Sebab sesederhana balon udara yang kebanyakan helium, saya cuma takut meledak.
Dan hancur.

Thursday, January 30, 2014

katanya,


Apa? Apa? Mau protes kah?
Saya juga nggak tahu ini apa, yang jelas malam ini saya menemukannya. Disela hati rusuh akibat kamu yang tidak lepas menempeli pikiran saya, yang membuat saya malam ini belum juga bisa memejamkan mata bahkan meski sudah jam dua.

Saya mengambil kata-kata ini sebagai mutiara yang menentramkan hati. Membuat mood saya kembali cerah ceria. Tenang saja, saya tidak pernah punya doa khusus untuk mempertahankan kamu.
Saya hanya percaya bahwa Tuhan punya maksud khusus membuat kita bertemu.

I just have a faith on you.

Tuesday, January 28, 2014

ceracau

Iya saya tahu saya udah lama nggak nulis-nulis di jendela ini. Tiba-tiba udah akhir januari dan deadline novel saya jadi molor lagi. Sebenarnya saya juga enggak lagi sibuk-sibuk amat, tapi entah kenapa rasanya sedang kehilangan minat. Saya tahu di saat seperti ini yang seharusnya saya lakukan hanyalah sesederhana menulis dengan keras kepala. Tapi ya begitu..

Aih, sebenernya saya bukannya mau berkeluh kesah tentang naskah-terabaikan yang tidak selesai tepat sesuai jadwal. Barusan saya cuma abis pulang ngepo twitternya teman abang saya yang sudah saya putuskan untuk tidak lagi menggebetnya itu. Hais, istilahnya bikin ngilu, gebetan. Saya heran, banyak hal yang terjadi pada hari-hari belakangan ini dari cerita epik sesi pemotretan kover novel lini baru bentang sampai fenomena gempa yang lagi ramai tapi yang menggerakkan saya membuka jendela dan menceracau di sini malah lagi-lagi soal itu. Kisah sedih tentang perasaan yang tidak diperjuangkan itu, yang layu karena putus asa itu.

Lalu sekarang saya cuma merasa sedikit kesepian. Biasanya saya langsung streaming Running Man setiap kali merasa sedih dan kesepian, atau nonton apa kek yang bisa bikin saya lupa lalu ketawa-ketawa, tapi sekarang saya lebih memilih menulis di halaman jendela, mungkin setelah ini saya tetap akan streaming Running Man tapi sebelum itu saya ingin dihibur kata-kata terlebih dahulu. Menghadapi kesedihan saya yang mau tidak mau harus saya akui muncul akibat ceracau kebahagiaan dia.

Saya sama sekali tidak menyesali keputusan saya membuka-buka halaman twitter abang-abang itu, karena setidaknya inilah cara yang bisa saya pilih untuk menangani rasa penasaran saya -kalau tidak bisa disebut kangen-. Bahkan meskipun saya tahu ini pengecut. Saya turut senang sekarang dia bahagia, ikut bersyukur atas hal-hal hebat yang direncanakannya. Saya cuma sedikit kesepian.

Lantas apa yang lebih menyedihkan dari seorang pengecut yang kesepian?

Kalau sudah begini paling-paling saya akan menggandeng lengan boneka beruang 1,1 meter  yang ada di kamar, menyandarkan kepala pada daun telinganya yang sebesar telapak tangan.
Berharap rasa kesepian saya lekas redam.

-

Sunday, September 22, 2013

akibat oleh langit malam musim kemarau.

Mungkin kita belum cukup dekat sampai kamu akan merindukan saya dalam setiap perjalanan-perjalananmu. Mungkin Tuhan juga belum mulai menyisipkan saya sedikit demi sedikit di hati kamu. Tidak apa-apa. Perasaan saya memang cuma sesederhana ini saja. Semoga kamu, di mana pun itu, senantiasa bahagia dan selalu dijaga.

Saya cuma mau bilang langit musim kemarau malam ini begitu terang dan berkilau bagaikan kristal. Yang saya sangat suka. Sama seperti saya sangat suka kamu juga.

Tuesday, September 17, 2013

repost Tereliye

Orang2 yg merindu, namun tetap menjaga kehormatan perasaannya, takut sekali berbuat dosa, memilih senyap, terus memperbaiki diri hingga waktu memberikan kabar baik, boleh jadi doa2nya menguntai tangga yg indah hingga ke langit. Kalaupun tidak dengan yang dirindukan, boleh jadi diganti yg lebih baik.

Maka aku memilih senyap ini bersama amiin yang diam-diam. Sebab Allah lah yang paling tau yang terbaik untuk rindu-rindu yang redam dan tenggelam.

Saturday, August 31, 2013

pada gerimis.

Ini cuma gerimis. Padahal cuma gerimis. Tapi gerimis tengah malam ini seperti membawa kesedihan saya pelan-pelan luruh ke tanah. Membuat bertumpuk-tumpuk rindu yang saya pendam selama ini rekah. Kepada kamu. Bunyinya rintik-rintik.

...

Saturday, May 18, 2013

-

Hallo Kamu, 

Jadi malam ini aku memutuskan menyerah pada gelap lampu yang tidak juga mengantarkan kantuk padahal sudah semenjak 3 jam lalu aku berusaha tidur. Sekarang menyalakan lampu, menghidupkan laptop dan membuka dashboard blog. Selama 3 jam tadi sosok-sosok berkeliaran, ada si A, B, C dan kamu tentu saja. Lalu ada bening hangat yang tiba-tiba menetes dari mata. Ini apa?

Kadang-kadang beberapa hal terjadi tanpa kamu pernah tau alasannya. Maka begitu saja, tiba-tiba aku merasa sedih atas kejujuran yang belum juga mampu aku nyatakan. Sebuah tanggung-jawab untuk diriku sendiri dan informasi yang layak kamu ketahui. Lalu tiba-tiba saja aku sadar bahwa belakangan aku tidak meluangkan sedikitpun waktu untuk menempatkan kamu di dalam pikiran, di dalam tulisan, begitu juga di dalam doa-doa. Belakangan aku terlalu disibukkan oleh berbagai macam hal.

Maka begini saja, aku doakan kamu mumpung ingat. Mumpung sempat.
Dengan doa yang masih sama seperti sebelum-sebelumnya.

Semoga Allah mengusap airmata kamu saat tawa sudah tidak lagi mampu.
Semoga Allah menguatkan punggung dan meluaskan kesabaran yang kamu punya.
Semoga Allah melapangkan hati kamu manakala kamu kangen mama.
Semoga Allah melengkapi rasa kurang yang membuatmu merasa tidak seimbang.

Semoga disana kamu baik-baik saja, dan selalu dijaga Tuhan.

Wednesday, May 01, 2013

Sibuk

Saya lagi sibuk. Sesibuk sibuknya sibuk.
Sampai lupa kepikiran kamu. Sampai-sampai lupa ngangenin kamu.

Tapi sekarang saya kepikiran.. dan kangen..
kamu apa kabar? :)


11:18 PM
Baru nyampe kamar dan belum ganti baju
Kaki saya hitam ditempeli debu lantai
Jins saya juga :(

Tuesday, April 09, 2013

-

Enak ya jadi cowok. Kalau suka bisa langsung bilang. Bisa merjuangin perasaannya. Sementara cewek cuma bisa nunggu, terus berdoa.

Ya kayak gini, setiap kangen, setiap kepikiran, setiap pengen ketemu. Cuma bisa berdoa, semoga Allah selalu jagain kamu.


Tuesday, March 12, 2013

Hey,

Kamu lagi apa sedang di mana?
Adakah hari ini kepikiran saya?

Saya pikir juga terlalu cepat untuk meresmikan ini dengan 'saya naksir kamu'. Tapi yang jelas saya tahu persis ini apa meskipun masih heran bagaimana bisa. Kangen. Dan rasanya benar-benar buntu, karena meratapi foto-foto kamu tidak benar-benar bisa membantu. Apalagi memutar dialog-dialog kita itu. Yang sebenarnya sedikitpun tidak ada spesial-spesialnya.

Kamu pasti tidak bakal percaya kalau saya bilang kangen dan buntu ini terasa manis dengan ajaib. Saya kangen kamu dan rasanya excited. Menyenangkan. Bisa-bisa saya kecanduan. Aaakkk saya pasti kecanduan kamu yang manis dan menyenangkan. Kamu yang membuat saya merasa aman.
Kemudian sekarang saya harus bagaimana sementara untuk mengetikkan kata 'Hey' dan mengirimkannya ke kamu saja saya tidak bisa. Sementara saya sekarang kecanduan 'DD

Kamu. Hey, Kamu. =D

Sunday, May 13, 2012

debar

Sekarang rasanya tidak berdebar-debar lagi. Atau ralat, tidak sebegitu berdebar-debar lagi.
Iya, yang saya butuhkan rupa-rupanya memang sesederhana pembiasaan. Kamu cuma perlu sesering mungkin ada di sekitar saya.

Iya, agar saya terbiasa.

Friday, November 11, 2011

sundial dreams

Saya tau, tahun-tahun di depan ketika saya mendengarkan denting piano ini lagi saya akan dibawa kemana oleh alunan musiknya, kepada siapa iramanya akan membawa saya

:

kamu.

Thursday, November 03, 2011

Nyata-nyatanya saya memang tidak bisa memendam rindu ini untuk berdiam tenang lebih lama di dalam. Menahan-nahannya untuk tidak keluar.

Udara dingin, dan saya menggigil di depan pintu yg terbuka lebar, masih dengan baju lembab akibat dibantai hujan luar biasa deras tadi siang. Sepanjang rute Kampus-Malioboro. Tapi rindu atas kamu nyata-nyatanya lebih menusuk dari itu. Dari dingin yang dibawa angin yang berdesakan masuk lewat celah lebar pintu. Bahkan meski dengan badan penat kelelahan setelah mengajar Mita gerakan tari yang harus ia hapal untuk perform besok di Purnabudaya.

Bahkan itu semua pun tidak mampu juga membuat saya lupa merindukan. Kamu.

Saya rasa kamu harus bertanggung jawab. Atas dialog-dialog sederhana yang kamu cipta. Yang mencandukan macam narkoba.
Tapi yasudahlah, saya rasa juga mungkin kamu memang tidak tahu. Kamu tidak tahu bagaimana belakangan hari ini, tanpa sadar saya mulai mencari-cari. Tentu kamu tidak tahu, sebab kesadaran ini juga baru saya dapat. Dan saya juga tetap sadar bahwa segala yang mencandukan itu tidak sehat.

Saya rindu kamu. Malahan sejak berhari lalu.

Thursday, September 01, 2011

Kamu yang Berulang Tahun Bulan Lalu

Jadi kali ini tentang kamu yang aku temui malam tadi. Seperti kamu yang aku temui dalam perhelatan sama setahun lalu. Masih sama mengagumkan. Masih sama membanggakan. Atau mungkin sudah lebih sekarang.

Mengherankan ya,
ini masa yang sama dari setahun lalu tapi sepertinya kamu sudah melesat begitu jauh. Sudah semakin dekat pada target yang kamu buat. Mengorbankan hal yang satu demi mengejar hal yang lain. Menciptakan banyak hal yang benar-benar kelihatan seperti "sesuatu" yang membanggakan orangtuamu. Sementara aku masih merangkak-rangkak, nyaris kehabisan nafas. Mengorbankan banyak hal juga, tapi belakangan cuma kelihatan konyol di mata mereka dan betul-betul tidak ada apa-apanya.

Benar, kita memang sebegitunya berbeda.

Tapi kamu lihat bagaimana tadi malam aku cuma diam? Itu karena aku sedang meriang. Tapi sebagian memang karena di depanku saat itu ada kamu; mengobrol seru dengan ayahku. Juga senyum milik kamu yang aku tangkapi dengan wajah bodoh dari balik sela kipas angin di ruang tamu itu. Sampai akhirnya kamu menghilang. Setelah bertanya aku sekarang semester berapa dan kujawab sudah semester lima. Lalu sudah.

Jadi begitu saja. Selanjutnya aku harus baik-baik saja dengan hanya sekedar itu.
Dengan aku yang selalu seperti mendapatkan resume setahun kehidupanmu tanpa kamu yang tidak pernah tahu menahu dengan cara seperti apa aku bertahan melewati ketidakramahan-ketidakramahan, tentang apa saja hal-hal menyenangkan yang aku lakukan.
Bahkan kamu juga tidak tahu kan bahwa kita pernah berjarak 5jam di tanah asing pada saat yang bersamaan. Mungkin saja kamu pernah mendatangi taman menenangkan itu juga di suatu waktu. Siapa yang tahu?

Baiklah, tidak apa-apa.
Sampai jumpa saja tahun depan!

dengan aku yang seharusnya sudah lebih mengesankan.
UA-111698304-1