Showing posts with label kost. Show all posts
Showing posts with label kost. Show all posts

Thursday, January 24, 2013

Jomblo's Quote: Eps. Buka Kerang

.....lagi makan kerang.

"Gimana sih cara ngebukanya? Kok gue gak bisa-bisa?"
"Ah elu, udah ngambil sendok ngambil garpu, buka kerang aja masih nggak mampu. Gue cuma pake tangan bisa."
"Ini tandanya gue keren, men. Artinya, dalam melakukan sesuatu, segala cara bakal gue tempuh."

Lalu dengan wajah menerawang dan suara yang mengawang seorang tetangga tiba-tiba saja berujar, "coba punya cowok ya, pasti deh dibukain"
.
Melotot, "aelahlu, kita itu harus jadi single yang mandiri, masa ngebuka kerang aja mesti nyari laki."

Lalu ada tawa kami yang meledak. Bingar di udara.


-Sebab  kadang hidup itu menyebalkan, maka kita tertawa saja. Ya? :)

Wednesday, October 31, 2012

The Best Place


Maka pada akhirnya kembali ke rumah. The Best Place Ever: Mahendra Bayu. We can eat, we can sleep, cooking or watching movies. Pada bilik kamar tak sampai 3x3 meter dengan kabel kecil biru yang memberikan akses internet 24 jam. Kasur yang bisa diberdirikan sehingga kamu bisa gelindingan di lantai karena kepanasan. Dengan udara yang selalu ramai dengan celotehan. The Best Place Ever.

setelah pulang dari kesana kemari cari tempat internetan berAC  dengan Alifa tapi sialnya malah pada tutup semua
mau mengerjakan tugas tapi hawa kosan bikin malas
jogja akhir akhir ini luar biasa panas :\

Saturday, March 31, 2012

girls' talk

*di dekat jemuran malam-malam*

M: "Yukyukyuk! nonton The Raid yuk"
A: "Iya, yuk! katanya bagus!"
D: "Eh, ada lagi tahu yang lebih keren dari The Raid."
M: "Heh, iya?"
D: "Iyaa, lebih berdarah-darah"
A: "Film apaan?"
D: "Judulnya The Haid"

M sama A ----> ngakak guling-guling sampe pengen gelinding ke jemuran

Sunday, March 18, 2012

malam minggu

"udah yuk, fa. pada balik, mandi"
"bentar, gue malam mingguan sama si aa' dulu"
"yaahh malam minggu long distance, nggak berasa,"
"hah kayak elu berasa aja. gue dongg, malam minggu, baca miiko! hahah"
"hahah, bego!"

Ini trialog antara aku, mita, dan alifa malam minggu kemarin. Sudah mulai larut dan akhirnya mereka pada pulang juga. Si zahra sedang mandi setelah mengeluh gatal-gatal sehabis menemani temannya vaksinasi kucing sementara Mita-Alifa merusuhi kamar sepulang dari makan-makan.

Aku selalu suka saat-saat seperti ini. Momen ketika kami berkumpul dan saling berbagi jelly cokelat yang tadi siang aku buat. Atau memamah kerupuk belitung hasil observasi KKN mita waktu itu. Atau berebut roti tabur meises cokelat yang sering tersedia di kamar Alifa. Atau dengan begitu saja meraih apel hijau zahra yang diletak dekat pintu.

Sebab di saat-saat seperti ini, aku bisa percaya bahwa Tuhan tidak menciptakan sepi.

pagi-pagi

"mel.. (ketok2) mel..(ketok2) kerudung gue.."
"apa fa?"
"kerudung gue ketinggalan di kamar lo tadi malem"
"bentar fa, (ngidupin lampu) kunci gue tadi malem dilempar zahra kemana?"
"ini si aa' dateng nih,"
"heh, nggak bilang2? (nyolokin kunci pintu)"
"ini dia udah di terminal,"
"buset, jam segini? yaudah deh a' kenalan dulu sm preman2 terminal (buka pintu lebar2)"




"mitaaa.. bangoooonnn! udah setengah6"
"mmm"
"katanya tadi malem ngajak jogging"
"...."
"ta... mita.."
"...."
"mitaaaa"
"...."
"is!"




"belom pergi fa?(bengong)" 
"ini gue tadi udah ke sana,"
"ohh si aa' lagi di bawah?"
"gue lupa bawa helm"
"balik lagi?"
"yaiyalah, aduhh pinjem helm siapa ya? ini ga dipake, mel?(nunjuk helm zahra di kamar)"
"yaudah pake aja, tapi sampe jam1 ya,"
"yaahh.. si aa' wawancara kerja jam 3"






"miiitaaaaa (teriak macam artis opera)"
"hmmm"
"ayooo jogging. udah lewat jam6" 
"elo aja mel sendirian. ngantuk gue"
"(bengong) enak aja jogging sendirian, yang heboh inisiasi tadi malem kan elo"
"......."
"mitaaaaaaa"






"mel, gue.. (langsung diem) lo kenapa sedih gitu?"
"(meluk uca) si uca tadi malem nginep di jemuran, dilempar mita tadi malem,"
"hahaa... eh tadi gue mau ngomong apa ya? ahiya, gue pinjem helm siapa ya?"
"-______-"






"ini helm siapa, mel? (bawa helm putih)"
"ellen kali, emg td ngambil di mana?"
"di kursi depan kamar ellen. dia make nggak ya?"
"ya tanya aja. pake helm tak bertuan yang biasanya di depan kamar lo emang nggak ada?"
"eh iya ya.. (letak helm di jemuran depan kamar)"
"(melotot) jangan tarohh situ, mampus ntar ellen ngira helmnya gue apa2in"
"eh iya ya.."






"MEEEELLLLL... MEEELLLL (suara orang teriak dari bawah)"
"setdah! pagi buta udah huru hara. APAAAA?? (lari ke teras)"
"ada yang anter makanaannn (si ifa teriak dari halaman)"
"ohh.. buat zahra ya, bentaaar"






"raaaa... katering lo"
"....."
"zahroaaaa.."
"....."
"zahraaa (ampir mau nangis)"
"....."
"ya ampon zahraaa.. (gedor pintu)"
"....."
"(nengok mbak katering di bawah) bentar ya mbaaak, aku yang ambil aja"
"apa, mel? (suara dari kamar zahra)"
"yah baru nyaut. ketring tuh!"
"oh iyaa.. ambilin, mel"
"kok gue? (bengong) yaudah sini kunci. nggak bawa kunci gue"
"bentar-bentar ini tupperware ketring kemaren (buka pintu)"
"yaudah mana? (ngambil 4 biji tupperware di tangan zahra)"
"(siap-siap lari)"
"eh tunggu...dompet dompet. mana dompet gue?"
"yahh.. malah nanya gue. uda besok2 aja si"
"makasih ya meell"






"(mita keluar kamar masi peluk guling)"
"groooaaaa (ngamuk!) akhirnya lo bangun juga!"
"lo nggak jadi lari, mel?"
"ini gue lagi lari-lari"
"bukan, lari sendiri maksud gue"
"lo bayar berapa nyuruh gue lari sendiri? udah elo yang inisiasi. eh, udah ya.. ini mbak ketring udah nunggu daritadi,"
"mmm..."






(ktepak ktepok turun tangga)
(ktepak ktepok naik tangga)
(bengong di depan kamar mita)




demi apaaa?? ni bocah masih tidur aja looohhhh





Thursday, March 08, 2012

lewat malam

2 malam kemarin aku tidur jam setengah 3 karena curhat membabi buta bersama Kak Nadia sambil nonton bola. Agenda ngungsi 1 malam itu lumayan bisa membangunkan apa-apa yang sempat tertidur sebelumnya. Masak roti telur dan meises jam 2 pagi sambil mengobrol itu ini, soal buku, tulisan, film, arsenal dan ac milan, para pemain bola muslim dan menggosip sedikit. Kapan kali terakhir aku melakukan hal-hal seperti itu selain dengan para tetangga mahendra bayu? Tidak pernah! Seingatku nyaris tidak pernah.

Satu malam terakhir kemarin aku malah ketiduran beberapa jam di kamar Alifa setelah rusuh di dapur dalam agenda masak bersama. Kami masak spagheti, dengan saus tuna pedas sebagai pelarian tidak jadi nonton film negeri 5 menara karena aku dan Zahra punya tugas dikumpul besok yang belum dikerjakan sementara Fanny mendadak tidak enak badan. Sebenarnya Mita dan Alifa masih bisa pergi, tapi mungkin daripada terlalu sepi mereka memutuskan untuk tidak jadi.

Maka begitulah akhirnya kami, meributi dapur sambil merebus spaghetti, memotong2 sosis dan bawang bombay. Judulnya memang masak bersama, tapi prakteknya cuma Mita dan Alifa yang benar-benar memasak, sementara aku malah membuat kericuhan sampai-sampai terjadi aksi kejar-kejaran antara aku dan Mita (lebih tepatnya aku dikejar Mita :P). Belakangan-belakangan aku memang sedang jatuh cinta pada dapur. Entah memasak sungguhan atau hanya melihat seseorang menggunakan kompor sesuai dengan fungsinya, bagiku sama menyenangkan.
Entah minggu kapan, aku dan Azka sukses membuat dapur Mahendra Bayu jadi mengkilat-kilat macam baru. Ini prestasi, kalau kalian mau tahu.Dapur kosan pada hari-hari sebelumnya berada dalam tingkatan kotor yang parah. Bayangkan saja dapur masak bersama yang dipakai 18orang tapi nyaris 3 tahun tidak pernah dibersihkan dengan benar. Itulah, kenapa seisi penghuni lantai atas mengapresiasi tinggi tindakanku ini. Tapi tetap tidak sebanding dengan apresiasi-ku kepada diri sendiri, haha..

Dan kalian tentu masih ingat kan sebelumnya kubilang aku punya tugas dikumpul besok yang belum dikerjakan. Hal benar yang seharusnya kulakukan ialah masuk kamar dengan sepiring spaghetti yang kami masak bersama, lantas mengerjakan tugas. Tapi nyatanya, secara tidak sadar aku malah masuk ke kamar Alifa, mengikuti 3 orang tetangga lainnya: makan spaghetti sambil nonton film In Time yang akhirnya menjadi benar2 ribut karena Fanny tidak bisa berhenti histeris mengomentari perutsixpack-dadabidang Justin Timberlake.

Beberapa menit kemudian aku baru sadar, kalau begini sih, apa bedanya sama nonton negeri 5 menara?
Ujung-ujungnya urusan tugas tetap nomor 2.

Dan malam itu, aku berakhir dengan terjaga mengerjakan tugas sampai pagi. Maka balasannya adalah setimpal, 2 hari berturut-turut bergadang dengan fakta dua hari sebelumnya aku main hujan malam-malam tentu saja tenggorokan yang meradang. Kalau sudah begini, yang bisa dilakukan cuma banyak-banyak minum air putih dan berdoa supaya tidak jatuh sakit.

Selamat Malam :)

Monday, February 27, 2012

Dialog Yang Ternyata Lebih Mencandukan #4

Episode HD

13: lo ada Hard Disk ga, mel?
14: gak ada.
13: kalo Harga Diri?
14: Sialan!
13: Minta dong, mel! punya gue abis.

 Menurut (e)L???

dialog bersama Raminda Azka, disaksikan oleh Zahra Aulianissa

Sunday, February 19, 2012

random serandom-randomnya!

Berapa kali aku membuka kotak posting ini dalam sehari? Sekali? Dua kali? Tiga kali? Cuma menatap pada layar putihnya yg kosong, lalu bengong.

Lantas memindahkan pointer pada tab di sebelahnya. Yang hingar bingar. Penuh dengan berbagai celotehan dan update kabar kurang dari 140 karakter. Lalu pada tab satunya lagi, rumah-rumah maya para teman nyata yang selalu membuat iri.

Kenapa tidak bisa tumpah?

Kenapa? Kenapa mama? Kenapa tidak bisa?

CUT! *mulai gila*

*guling-guling*
*gulung-gulung*
*nyuci-nyuci*
*nyapu-nyapu*
*gulung kasur*

mental pembantu bu?

Baiklah, jadi begini saja.
Aku udah 1 minggu tepat kembali ke Jogja. Kos-kosan dari kemarin sepi. Alifa dan Fanny pergi ke rumah Arum dalam rangka reuni tour Jepang jaman dulu. Zahra masih di jakarta, pengobatan kakinya. Azka entahlah ada dimana sementara Tika lagi sibuk-sibuknya ngurus kedai kopi barunya.

Sore beberapa hari ini Jogja diguyur hujan besar. Tapi hujan selalu bikin sore semarak, bukan cuma kelabu dan banjir. Tapi ngomong-ngomong soal banjir, entah berapa hari kemarin hujan turun deras sampai bikin kosan banjir. Iya banjir! sebelumnya hujan sederas apapun mana pernah bikin kos sampai banjir.

Air jatuh di beranda depan kamar Ellen macam pancuran. Sudah bisa dipastikan airnya masuk sampai ke kamar. Terakhir tadi siang, sewaktu Ellen akhirnya pulang dengan menggeret koper, kudengar ia membuka pintu dengan jeritan. Lantai kamarnya pasti basah, digenangi air, kalau atap di sudut kamarnya ikut bocor pasti lebih parah.
Yang jelas-jelas kebanjiran itu kamar Azka. Tadinya aku berebut kamar itu dengan dia. Kamar nomor 13. Tahu kan, kalau 13 itu bisa menjelma jadi huruf apa. Huruf B! Dan huruf itu merupakan huruf awal dari nama tiga kota yang bagiku bersejarah. Selain itu, di kamar 13 itu cahaya masuk lebih banyak karena letaknya lebih dekat teras, dan dari sana langit bisa kelihatan lebih jelas.

Tapi alasan kenapa aku nggak jadi pindah adalah soal kesetiaan. Soal rasa sayang. Bahwa meskipun angka 13 itu lebih keren dari angka 14 dan pencahayaannya lebih bagus dan langit jadi lebih bisa kelihatan jelas, tapi kamarku ini tetap yang paling hebat.

Kusen pintunya rusak karena kucongkeli dengan marah sewaktu kuncinya hilang. Daun pintunya cacat entah karena apa, dan semakin cacat semenjak aku dengan sok pintarnya memplesteri salah satu ujungnya dengan solasiban. Sebuah tindakan yang seharusnya pintar, tapi entah kenapa malah berefek semakin memperburuk keadaan.
Yasudahlah,
Lagipula, di sini aku bukannya ingin membahas soal keanehan daun pintu cacat dan sulit ditutup itu. Tapi soal banjir.

Kamar 13 itu banjir. Air menerobos masuk dari salah satu atap, mengucur turun pada salah satu dinding, tidak deras, tapi kontinue, dan itu sudah cukup bagi Azka untuk mengungsikan barang-barangnya. Menggulung karpet, memberdirikan kasur, kelabakan mencari kain untuk menyerap rembesan air.

Jadi sementara Azka sibuk mengungsikan barang-barang ke koridor depan kamar, aku malah mandi hujan dari pancuran yang mengucur deras di dalam teras. Ini aneh karena biasanya air tidak pernah masuk. Kupikir talangnya rusak. Aku pura-pura mendorong tirai bambu pelindung teras agar air hujan tidak mengucur terlampau deras. Agar tidak sampai menyiprat jauh dan masuk ke kamar Ellen. Sebenarnya ini alibi, aku malah kesenangan bisa cuci muka dengan air hujan dingin yang masuk lewat tirai-tirai bambu.
Jadi ya begitu, Fanny sedang suntuk di kamarnya karena terjebak hujan padahal harus cepar-cepat kuliah. Lia dan Alifa masih berdebat mau pesan makan siang delivery apa yang paling murah. Sementara aku berlarian di koridor kamar-kamar yang masih sepi, berkeliling kosan dengan hepi.

Membeceki lantai sambil kedinginan.

Waktu kecil dulu, papa paling melarangku main hujan dibawah pancuran talang air rumah. Katanya itu kotor, talang air merupakan tempat yang tepat untuk tikus-tikus lewat dan para cicak beranak pinak. Aku percaya itu dengan kepercayaan yang sama sewaktu papa bilang kecoa merupakan bahan baku kecap. Sejak itu aku tidak pernah lagi main hujan dari pancuran talang air rumah, aku juga berhenti makan kecap.

Sekarang aku sudah tumbuh dan tahu bahwa salah satu dari kedua omongan papa itu bisa jadi benar, sedangkan yang lainnya jelas-jelas salah total.

Hal yang benar ialah seharusnya aku mulai kembali makan kecap dan tetap menjauhi main hujan dibawah pancuran talang air. Tapi nyatanya tidak. Aku kembali makan kecap dan tetap main hujan di bawah pancuran talang air. Sejak di kos Megatruh yang dulu hingga kosan yang sekarang di mahendra bayu, main hujan di bawah pancuran talang air merupakan DeLorean dalam bentuk yang berbeda, mampu membawaku ke masa-masa sebelum kuliah.


Bulan-bulan setelah tsunami dulu, hujan sempat menjadi sesuatu yang membuatku meringkuk di ruang keluarga. Merasa takut lalu mencari ketenangan lewat kertas dan pena. Membuat puisi di ruang tivi sebab katanya doa itu puisi. Ini rentang ketika aku percaya bahwa hujan merupakan pertanda kemarahan. Merupakan sinyal bahwa sesuatu yang buruk akan datang. Sebab malam sebelum tsunami itu hujan besar.

Aku ingat dapur rumah Ivena waktu itu banjir semata kaki. Lebih tinggi sedikit dari banjir di tempat menjemur tempo hari. Kak Mar sibuk mengeringkan lantai dengan sapu, sementara aku dan Ivena keheranan campur kesenangan. Menarik sedikit piyama kami dan berjalan-jalan di air tergenang. Minta digigit kutu air. Lalu tidur setelah bercerita macam-macam.
Dan besok paginya bumi marah, tidak rela membiarkan apapun di atasnya tegak. Tidak mau dipijak. Kemudian begitu. Air yang hitam datang dan menghanyutkan banyak hal, beton sekolahku, pohon beringin raksasa di pekarangannya, kursi-kursi kayu dan meja-meja. Lalu teman-teman.

Tapi hujan hari ini datang agak berbeda. Aku bahkan sudah menggigil sebelum hujan turun. Mengusap-usap lengan karena kedinginan, tapi perasaanku ringan.
Trip vietnam-kamboja-thailand tahun depan pelan-pelan mulai terang. Aku mengisi buku biru tebal dari kertas daur ulang yang dispiral itu dengan daftar-daftar panjang. Men-save page beberapa halaman di folder campur aduk dan mem-bookmark sisanya yang belum terbaca. Keputusan pergi ber-empat dan keempat-empatnya perempuan betul-betul brilian. Murah bagi ongkos taksi, dan tidur pun bisa pilih kamar dormitory.
Dan Trip Tidung juga fix. Setelah berbingung-bingung ria apa mau ambil tiket murah air asia, naik gajah wong atau atau pake progo aja. Akhirnya keputusan jatuh pada prameks kutoarjo sambung sawunggalih dan pulang dengan gajah wong. Zahra kepingin naik prameks dan aku penasaran Gajah Wong. Pergi pulang hati senang. Itu yang dicari dalam perjalanan, kan?

Dan akhirnya sudah semester 6! Besok udah mulai kuliah. Dengan tekad membalas kejatuhan nilai terjemah semester lalu dan mengulang telaah teks IV. Semangatku enggak terlalu menggebu memulai semester ini. Tapi semoga stabil sampai akhir. Setelah apa yang terjadi di semester kemarin, kukira itu yang paling penting. Sampai akhir, harus stabil.

Lantas yang paling terakhir, bagi agan-agan wa aganwati yang ada di Jogja, silahkan nikmati rasa kopi terbalik dengan varian berbagai rasa di Kedai Kopi Arabasta. Letaknya ada di depan Kampus KH, di antara deretan ruko para penjual pulsa. Buka mulai pukul 19.00 sampai habis. Dijamin! kopi ini berbeda, karena ada bumbu rahasia di dalamnya.
Cuma di Arabasta!

Sekian. Sampai Jumpa.
Muaahhh..




Wednesday, January 11, 2012

Selasa

Langit hari ini minta dipeluk.

Hari ini aku berjalan pulang dari kampus-kosan sambil tersandung-sandung entah berapa kali. Aku tau bahwa seseorang harus memperhatikan langkahnya setiap kali berjalan, tapi langit cerah pagi tadi betul-betul susah diabaikan. Bagaimana bisa sesuatu bisa kelihatan begitu luas dan begitu membuat nyaman. Seperti minta dipeluk!

Setiap kali lihat langit, aku ingat kak nadia. Bukan, ini bukan karena Kak Nadia seperti langit. Cuma, kakakku itu memang suka langit. Dia jatuh cinta sama langit.

Ulangan komposisi II hari ini bisa dibilang lumayan. Walaupun ada beberapa materi yang sudah susah payah kuhapal tapi ternyata enggak keluar. Kalau dulu mungkin aku akan mengutuk kesal karena sudah capek-capek belajar. Rasanya juga tetap nggak enak kali ini, tapi masih lebih baik daripada enggak bisa jawab karena nggak belajar sama sekali.

Begitu pulang ujian aku langsung ke Bank. Kemarin Mbak Reni nelpon lagi, katanya ada surat yang perlu ditandatangani. Aku enggak tau kalau ternyata ngurus ATM yang hilang itu bisa seribet ini; bolak-balik ke Bank sampai 4 kali :(

Niatnya, hari ini aku mau ngerjain lanjutan tugas UAS Kritik Sastra, tapi apadaya waktu pulang-pulang singgah di kamar zahra, nengokin dia, ternyata dia lagi nonton film bridesmaid. Yaudahlah, akhirnya aku ngadem di kamarnya sambil balas-balas sms sampe enggak berasa filmnya selesai. Padahal tahun ini targetku cuma boleh nonton film 10 kali, siisanya harus nulis, nulis, dan nulis. Iya, memang kayaknya mustahil, tapi harus begini kalau mau target-targetku tercapai semua. Lagian kan juga udah janji sama Kak Adhi, Kak Nadia, Bang Hil (abis UAS aku fokus kelarin proyek deh, kak. Beneran!)

Agenda ngerjain tugas Kritik Sastra pun terpaksa mundur dari abis pulang kuliah ke abis makan siang, lalu mundur lagi dari abis makan siang ke abis shalat ashar, dari abis shalat ashar ke nanti malam, dan dari nanti malam ke entah kapan.

Hehe, klasik!

Gara-garanya ialah anak-anak-kos-tengah-UAS-yang-pada-frustasi-dan-gelap-mata-karena-besok-nggak-ada-ujian tiba-tiba merusuh menginvasi kamar. Dan selanjutnya memang berlangsung dengan klasik, diskusi tidak terarah dari mulai operasi plastik korea yang fenomenal, rezim Dinasti Kim Korea Utara dengan politik luar negeri tertutupnya, stalking FB si ini dan si itu, ngemeng-ngemeng soal KKN, cerita itu ini sampe mabok dan sebagainya dan sebagainya..

Kerusuhan sebenarnya baru terjadi waktu Azka mencetuskan ide untuk nonton film yang menurutnya paling goblok sedunia "Euro Trip", mengacaukan niat "abisinimaubelajar" aku-Mita-Zahra yang mulia. Mita bilang besok aja, karena agendanya malem ini mau belajar, tapi aku bilang terlanjur basah, kalau memang mau ya sekarang. Mulai besok pagi aku merencanakan kamarku terkunci dan enggak kenal mereka sama sekali :P

kamar rusuh
enggak tahu kenapa kamarku sering diiri2in disebut paling luas (aku rasa ini tergantung hati penghuni ;p). Konsekuensinya ya harus selalu sabar setiap kali kamar dijadiin tempat mandi cuci kakus, haha.. enggak ding, emangnya MCK? jadi tempat makan-gosip-rusuh sih iya.



biam jadi berlumuran nasi. Kasihan kamu, biam :'(





Jadi agenda rusuh tadi malam ialah masak (pake kompor listrik Mita yang diangkut ke kamar), makan, ketawa-ketawa, ngorol (termasuk curhat colongan dan hina-hinaan), nonton dan kutex-an. Dan percayalah semua dilakukan dengan rusuh dan barbar. Tapi filmnya nggak meaning banget sebenarnya, tentang 4 orang remaja baru lulus SMA yang trip ke Eropa, filmnya agak jorok, kocak juga menurutku biasa aja. Jadi ya dibanding fokus nonton aku lebih fokus ngutex-in Azka (tentu saja dengan berbagai komplain bernada prihatin dari yang bersangkutan), ngefotoin candid dan ngegilirin piring (termasuk suap-suapan karena 10 kuku jari tangan yang masih basah sama kuteks merah).

Total kerusakan akibat kerusuhan malam itu memakan korban 3 bungkus mi instan (1 punya mita, 1 punyaku dan 1 punya Azka), beberapa butir telur puyuh punya Mita, 3 botol kuteks & removernya, setoples keripik lampung rasa mocca, kecap Bango, 1 sendok makan & 1 garpu, 3 buah piring berjenis 1 piring plastik, 1 piring normal dan 1 piring penjara, beberapa liter air galon serta berlembar-lembar tissue.

Aku tahu, yang begini ini memang kelihatan waste dari luar. Ngobral-ngobol dan mewarna-warnai kuku hanya untuk dihilangkan dalam 10 jam ke depan. Tapi memang menyenangkan sekali punya saudara-saudara perempuan seperti ini yang bisa diajak berbagi apa saja dan melakukan banyak hal menyenangkan beramai-ramai. Yang selalu bisa membuat tertawa sesusah apapun rasanya kita. Seperti buku novel anak kos dodol punya mba dedew-rieka yang enggak bosen-bosennya aku baca. Kurasa aku menemukan tempat seperti itu. Di sini, di Mahendra Bayu.

Dan nanti adalah yang seperti ini kan yang akan terus diingat dan jadi kenangan. Terima kasih ya untuk menutup hari ini dengan menyenangkan :)

Tapi sekarang waktunya belajar.
dengan biam
di kamar 14 setelah jejak-jejak rusuh hilang

Sunday, September 18, 2011

Pulang Kembali

Akhirnya sekarang tinggal aku dan malam. Disini, sekarang, dalam kamar nomor 14ku yang nyaman. Dalam rasa segar dan wangi apel yang melengketi kulit seusai mandi. Baru saja mengakhiri aksi searching sana-sini mengutipi beberapa hal tentang istilah stilistika, yang dipesankan Ibu Zulfa tempo hari.

Senang rasanya bisa berkesempatan mengobrol lagi dengan Biam, melarikan jari-jemari di keyboardnya, bercerita.

Seminggu pertama aku di Jogja, sepertinya belum cukup luang untuk mempersiapkan berbagai hal. Maksutku tentu saja, berbagai hal menyangkut perkuliahan. Kepinginnya aku belajar ngulang-ngulang apa gitu yang udah kupelajari di semester 4 dulu, tapi mau gimana, kesempatan bersenang-senang dengan anak-anak kosan terlampau menggiurkan. Mana bisa kutolak?

Bahkan menit pertama begitu aku sampai kamar, aku sudah lari kelayapan ikut gerombolan Lia, Ifa, dan Riska berburu tempat makan manapun yang buka disaat banyak tempat makan lain yang masih tutup pasca hari raya. Sepulang makan, mataku menangkap Dame yang akan pergi ke studio1, mengembalikan kaset film yg ia pinjam. Padalah saat itu sudah sekitar pukul 10 malam, tapi senang luar biasa karena akhirnya sampai di jogja ternyata memberikan energi lebih yang mau tidak mau memang harus dilepaskan.

Senang rasanya tidak harus terjebak lagi dalam dapur nenek dan merasakan dingin yang menggerahkan serta mulut yang gatal kepingin menjelaskan.

Dan hari-hari selanjutnya di Jogja kulewatkan dengan bergembira bersama keluarga-keluargaku yang lain, mereka yang terhubung tanpa ikatan darah sepercik pun. Menonton film setan sehari 3kali sama Bamby, Mita, dan Azka, duduk berjejer-jejer di atas kasur sepanjang 153 sentimeter lebih dua setengah jengkal dengan lampu kamar yg sengaja dimatikan, ketakutan, jejeritan, masing-masing memeluk bantal =D

Ini moment langka yang hanya bisa dilakukan pada saat libur kuliah. Sebelum semuanya pada sibuk dan jadi macam selebritis yang baru bisa ditemui hanya jika sudah membuat janji, dengan jadwal-jadwal kelas yang saling bertabrakan juga serangkaian agenda dan rapat-rapat yang dengan sendirinya mencuri waktu seperti penjahat.

Lalu minggu-minggu berikutnya menjadi persis seperti apa yang kubayangkan. Berangkat kuliah jam 7 pagi setiap hari Senin, Selasa, Kamis dan Jum'at, duduk di barisan paling depan dengan motivasi antara kepingin paham dan agar tidak ketiduran, sungkem-sungkem lebaran sama temen-temen, berantem sama Hanif, ketawa-ketiwi sama Tika, kesal sama Doni, rapat-rapat, kumpul-kumpul di BangCok sambil ngeliatin makhluk-makhluk kampus yang lewat, termasuk bule-bule angkatan baru yang kelihatan masih pada cupu, latihan nari intensif sama Jeni, Nike, Noura, Dian, Haroh, mba Isti, Rohman, neng Ana dan mba Eva sambil haha-hihi becandain Yogi yang salah-salah nyanyiinya, pulang hampir jam setengah 8 malam, kardioan, mandi lantas mematikan lampu kamar untuk mengulang rutinitas sama esok harinya.

Tapi yang seperti ini, rutinitas yang macam begini, entah kenapa lebih terasa seperti cara hidup yang normal :)

*melanjutkan tulisan entah kapan yang tidak selesai karena ketiduran

Saturday, July 09, 2011

proyek kamar 3X2.5


Sebenarnya ini proyek ifa untuk ulang tahun pacarnya. Membuat boneka danbo yang dipajang di dalam kotak. Oke, jadi ceritanya danbo biru itu ifa, di tangannya ada kue merah muda untuk Aa'-nya. gyahaaaa.. so sweet ya?

Dan entah kenapa aku jadi ikut-ikut senang juga. Ikut puas dengan hasilnya. Yang kulakukan memang tidak banyak, cuma sekedar mengguntingi pola danbo dan ikut-ikut menguras akal atas pertanyaan "selanjutnya ini mesti diapakan?". Ikut berpanas-panas-ria mencari mika film tebal dari jalan kaliurang atas sampai gejayan.

dan Yihaa! sekarang danbonya selesai!
tepat bersamaan dengan selesainya itinerary perjalanan ke kampung halaman-ku dari jogja menyusur Sumatera.


Di buku dari kertas bekas ini, aku catat berbagai jenis opsi angkutan yang bisa dipakai dari satu daerah ke daerah lainnya, jadwal bis serta kereta dengan tarifnya, things to do di kota-kota yang mau kudatangi itu, musium, pantai, tempat bersejarah, tempat-tempat wisata, beserta cara untuk sampai kesana, rekomendasi akomodasi murah, informasi lama perjalanan serta detail-detail sederhana hasil penjelajahan situs-situs para backpacker, lonelyplanet serta beberapa forum bismania sumatera. Ya, dan tentu saja hasil investigasi beberapa teman kosan yang kampung halamannya mau kusatroni. tongue

Beberapa hari ini aku memang memilih hilang dari peradaban dan memutuskan menenggelamkan diri mengerjakan proyek-proyek pribadi yang membahagiakan. Sebelumnya mana terpikirkan kalau membuat itinrary ternyata menyenangkan. Diam-diam aku bahkan bikin itinerary sendiri menjelajah padang sendirian di hari minggu demi naik Mak Itam.
Wewewey,

Yang pasti sekarang, baik kamarku maupun kamar ifa tidak akan lagi sesak dengan potongan kertas. Juga tidak perlu lagi menggerutu bersama mengutuki internet yg mati sementara kami benar-benar perlu mencari gambar-gambar berlatar daun-daun jatuh di musim gugur maupun informasi tentang "adakah angkutan ke bukit tinggi yang lewat solok dari padang"

Baiklah, jadi untuk aku dan ifa,
Eureka! Cheers

Wednesday, December 08, 2010

derit pintu kamar tika

yeyeeiiy..!
aku baru dapet sms dari pakdhe yang bilang kalo kelas pengganti telaah hari ini ditiadakan. ohoo, jadilah sekarang aku bisa posting setelah rasanya lamaaa sekali tidak menelurkan postingan. Head Spin

dua hari ini kebiasaan ngantuk abis subuhanku kambuh lagi. bangun buat subuhan pun rasanya susaaahh minta ampun. jadilah, beberapa hari ini aku subuh di ujung2 waktu.

dulu, aku punya penyakit aneh yang baru bisa bangun kalo denger suara derit pintu kamar tika, dan penyakit ajaib itu datang lagi setelah beberapa bulan ini aku merasa merdeka bisa bangun sendiri tanpa efek derit pintu legendaris kamar sebelah.
masalahnya, belakangan2, tika juga bangunnya waktu langit udah agak2 terang jadilah aku juga ikutan telat bangun buat subuhan.

well, sebenernya subuh2 itu aku udah bangun. cuma rasanya badan masih keiket sama kasur. susaaah banget diperintahnya.
iya, aku kayak kehilangan kendali atas kesadaranku sendiri. dan cuma suara derit pintu kamar tika yang bisa buka iketan itu dan bikin kesadaranku terkumpul sepenuhnya.

nggak enak banget pokokny punya ketergantungan sama sesuatu macam gini.
kayaknya aku perlu lebih banyak sugesti untuk diriku sendiri biar nggak tergantung sama suara derit pintu kamar tika lagi.

kamar 14 mahendra bayu, 07:47
secangkir kopi yang kuaduk dengan bungkusnya.

Saturday, October 30, 2010

kamar

kalau ada macam berberes yang paling tidak aku sukai, jawabannya pasti berkaitan dengan lemari.

di seluruh penjuru kosan Mahendra Bayu lantai atas yang menghimpun 18 kamar ini, barangkali kamarku termasuk jajaran lima besar kamar terapih. tapi kalau soal lemari?? beh! jangan tanya.

aku selalu bermasalah dengan tata cara letak ambil pakaian. selalu iri kalau lihat lemari kamar mbak ayu yang rapi jali nya ndak nahan. barangkali karena aku ini anaknya grasak grusuk gak sabaran makanya secara tidak sadar aku telah me-malfungsikan lemari dari yang seharusnya sebagai tempat menyimpan pakaian menjadi tempat menjejalkan pakaian. big grin

dari awal pertama kali menginjakkan kaki kembali di jogja setelah libur lebaran waktu itu, aku terkaget2 mendapati isi lemariku yang acak adul tak teratur, kontan aku berteriak histeris sampai2 tika tergopoh2 keluar kamar. PanicPanicPanic
kupikir entah penjahat mana yang masuk ke kamarku kemudian mengacaukan isi lemariku. untunglah, sedetik kemudian aku segera sadar bahwa isi lemariku ini memang sudah abstrak bentuknya dari sebelum aku berangkat ke makassar. Goodluck

rencana awal begitu selesai merombak posisi komponen2 kamar aku berniat mengeluarkan semua pakaian dan merekontruksi ulang komposisi isi lemari *halah*. tapi karena waktu itu udah jam 2 pagi dan badanku udah berasa mau pecah saking gerahnya akhirnya kuputuskan untuk menunda urusan dengan lemari sampai besok pagi. dan tiba2, taraaaaaaaa... udah tiga bulan dan aku baru merapikan lemariku ini malam dan tentu saja dalam keadaan yang lebih mengenaskan dari tiga bulan yang dulu itu.

ketergantunganku pada laundry tiga bulan ini juga ikut andil dalam bencana "berjejal-jejal benda di dalam lemari" yang selalu membuatku merasa terganggu selama rentang waktu yang sama.
pakaian2 masih berselubung plastik laundry berjejalan disana. angkuh saja pada jejalan2 pakaian(rumah-dari-katun-supernyaman) kusut dan semrawut di sekelilingnya.

mengenaskan dan terus menerus diabaikan.

sore tadi, ketika baru pulang dari teknikal meeting MTQ UGM, kurasa mood ku lagi bagus-bagusnya. barangkali itu karena efek sejuk sisa hujan yang aku rasakan ketika berjalan kaki pulang dari maskam ke kosan.
jadilah, sampai kosan aku langsung mandi, sholat, dan kemudian memuntahkan segala jejalan2 di dalam lemari pakaian. sebuah tindakan heroik yang dalam sekejap membuat kamarku jadi seperti ini



dan tidak bisa dipercaya, beberapa jam kemudian sekarang bentuknya menjadi seperti ini




niatnya, malam ini aku ingin tidur dengan pintu lemari terbuka.

Tuesday, September 28, 2010

tentang segala hal yang bernafas di kamar.

aku suka kamarku yang sekarang.
masih di kamar 14 Mahendra Bayu. masih yang berukuran 3x3 itu. masih di sebelah kamarnya tika. masih kamar yang di salah satu dindingnya tertempel tulisan cukup besar meneriakkan mandi dua kali sehari yang pada faktanya sesekali masih kukhianati. big grin
aku suka seprai hijauku yang sekarang makin jarang terlihat berantakan, bergambar seekor anak gajah yang terlihat riang gembira bermain bola.

yang berbeda sekarang hanyalah, kali ini kamarku lebih sering terlihat rapih. well, itu baru sempurna jika kita tidak menghiraukan apa-apa yg terjadi di dalam lemari.
terkesan lebih luas, itu kata bamby.
ya. malam pertama aku sampai di jogja, aku memang merombak semua posisi barang-barangnya. beragam kertas bertumpuk di lantai berdebu kubenamkan ke dalam koper. 2 kamus sakti Munawwir serta buku-buku keramat berbau sastra arab saat ini tertata anggun di atas meja. buku-buku lama yg jarang terbaca, lembaran-lembaran antah berantah, kotak ajaib orens tempat bermacam barang menyejarah yang sayang kusebut sampah sampai frame poto. semuanya telah damai di dalam koper hitam berukuran sedang yang kini tengah menyudut menyedihkan di kolong meja.

tujuanku jelas: ingin melenyapkan apapun yang mengingatkanku pada semester dua terkutuk itu.

di kamar lama namun baru ini, ada 5 hal yg menambah.
pertama, fotoku ketika sekitar berumur dua tahun yang kurampok waktu pulang kampung kemarin. visualisasi sederhana dari seorang bocah perempuan yang tengah duduk di sofa bulu berwarna merah, memakai baju krem berenda dan topi senada, sepatunya biru tua, menatap kamera dengan penuh tanda tanya sambil menggigit separuh bibirnya.
saat itu aku tau, merampok foto ini dari bingkai yang terpajang di salah satu dinding ruang tamu itu mungkin saja sebuah kesalahan. yaitu mendekatkannya pada potensi rusak ataupun hilang. tapi paling tidak, di jogja nanti dia akan lebih diapresiasi. itu yang aku yakini.

yang kedua sebuah kertas putih di salah satu dinding lain, yang semakin hari kurasa semakin tak bernyawa. huruf-huruf hijayah dan latin yang berderet berdampingan.

yang ketiga sebuah karton berwarna orange menyala. life maping untuk 5 tahun ke depan yang kubuat hari minggu kemarin. beberapa hal masih terpeta sama. masih soal trip keliling jawa. KKN di Natuna. nikah selagi kuliah. ngumpulin receh sama-sama buat bangun rumah. travelling keliling indonesia dengannya. punya taman baca. naik haji sama suami. dan hal-hal lainnya. masih tentang cita-cita sederhanaku sejak dulu.
aku membayangkan diriku di depan laptop, dengan sesuatu yang tengah bertumbuh di rahimku, mungkin menulis buku, menjadi editor atau menerjemahkan sesuatu, yang jelas jenis pekerjaan yang bisa kulakukan sambil menyaksikan orang-orang melahap buku-buku yang aku dan suamiku kumpulkan, sebuah taman baca sederhana di depan rumah. hal sederhana yang herannya kurasa bisa membuatku bahagia.

sisanya dua kertas lain yang ikut menyesaki sebuah gabus putih di sisi dinding yang satu lagi. kertas pertama berbentuk persegi panjang warna hijau muda. huruf A besar digoreskan hampir memenuhi seluruh kertas, di bagian paling atasnya tertera jelas, telaah teks arab III.

penghuni baru kelima masih berupa kertas. warnanya kuning menyala. kutulis dengan tinta warna merah. warna kesukaan rasulullah. isinya sebuah kutipan yang kutemukan di goodreads hilmy. Kata-kata sakti yang kueja berulang kali setiap pagi. kata-kata menenangkan yang dengan gampang membuatku tidak khawatir lagi.

masih ada lagi yg bernafas di kamar nomer 14.
masih ada setumpuk kertas lain, masih ada bertumpuk buku lain, masih ada sebuah jaket abu-abu yang bergantung tenang dengan harapan bergumpal namun sering terabaikan. tentu saja masih ada al'qur'an, masih ada sajadah tipis warna-warni yg sangat kusuka, gelas merah muda serta gayung hijau di sudut atas lemari tempat menampung tetesan air waktu hujan besar.

semua di kamar ini bernafas.
sekarang waktunya kerjakan tugas.

Mahendra Bayu kamar 14,
pukul sembilan kurang sebelas.

Saturday, June 12, 2010

dewasa itu seperti apa?

di luar, hujan tinggal sisa.
derit-derit biola masih terdengar dari kamar sebelah, berusaha keras mengalunkan La Corda.

aku masih di kamar nomor 14 ditemani lagu klasik entah berjudul apa dengan pintu setengah terbuka tepat di depan muka, mengetik telungkup di hadapan laptop, baru saja selesai mengganti template blog.
angin sejuk bekas hujan menepuk-nepuk pipi. dadaku masih buncah sebab serunya survey tempat untuk rihlah TPA siang tadi. tapi pertanyaan semacam "dewasa itu seperti apa?" masih saja mengetuk-ngetuk kepala. juga kejadian setelahnya, hingga saat ini.

dua malam lalu, seorang teman bertanya padaku, "dewasa itu seperti apa menurutmu?"
waktu itu, aku butuh 2 menit 50 detik berpikir hingga akhirnya bisa menguraikan ARTI dewasa di kepalaku menjadi kata-kata. iya, aku mengurai arti, bukan seperti. dewasa itu seperti apa?

dewasa itu SEPERTI apa?

tanpa kuduga, jawaban seperti apa itu kudapat satu jam setelahnya. ketika kedewasaan mendatangiku tiba-tiba lewat sosok seorang temanku yang lain.
dewasa itu seperti apa menurutmu?
menurutku,
dewasa itu seperti bengkak dan sembab pada matanya,
seperti senyumnya yang merekah ketika hatinya bernanah,
seperti jiwanya yang besar dan tangguh padahal kutahu dadanya telah pecah diserbu peluru,
dewasa itu seperti sakit yang dia pilih, seperti ridha yang dia cari, seperti ikhlas dan sabar yang saat ini pelan-pelan dia tapaki.
itu dewasa.
dan dari situ, aku ingat seperti apa wujud dewasa yang lainnya.
18 tahun lalu, dewasa itu seperti bayi 11 bulan yang tidak lagi bisa menyusu pada ibunya karena harus mengalah pada adik barunya yang pertama.
beberapa tahun setelahnya, dewasa itu seperti murid SD yang setiap hari berbagi suapan sarapan dengan adik laki-lakinya di depan pintu sembari mengikat sepatu.
4 tahun kemudian, dewasa itu seperti pelajar selepas SMP yang rela tanpa bantah meninggalkan kehidupan, kenangan, teman-teman serta kenyamanannya di sebuah kota untuk pindah ke kota lain yang tak terbayang.
setahun lalu, kurasa dewasa itu seperti aku menyayangi intan.
8 mei kemarin, dewasa itu seperti anak perempuan di sebuah titik yang memilih memaafkan dan mengintropeksi diri daripada menyalahkan dan memperburuk situasi.
26 hari lalu, dewasa itu seperti buncah bahagia yang dikecap seorang sahabat ketika akhirnya tahu bahwa orang yang dia suka dan sahabat yang dia sayang ternyata telah sebulan menjalin hubungan.

dewasa itu seperti menghempaskan pikiran-pikiran burukku jauh-jauh kemudian mengendapkan prasangka baiknya penuh-penuh.
seperti kesediaan untuk tetap berjalan disisinya dan tetap peduli pada cerita-ceritanya.
seperti menerima keadaan dan mengikhlaskan apapun yang harus diikhlaskan.
atau seperti aku yang akhirnya mengiyakan pulang dan mengubur niat ke pareku dalam-dalam.

hari ini, aku bersyukur karena boleh mengerti.
bahwa ternyata, dewasa itu bisa seperti ini.

Tuesday, March 16, 2010

sekedarnya!



banyak orang bilang kami kembar siam. tapi kami bilang, kebersamaan ini kutukan. ya. tentu saja kutukan yang menyenangkan.
ada satu orang yang bilang, satu dari kami adalah bayangan yang lain.
begitu tergantung satu sama lain.
tapi aku katakan bukan. kami bukan bayangan.
kalau kami bunga matahari. aku katakan, bahwa kami sama2 bunga matahari. sama2 bergerak mengikuti cahaya matahari. bergerak bersama. merasa bersama. tumbuh bersama. hidup, bersama2.

iya. memang gak ada satupun makhluk yg dicipta sama.
dan memang iya, kami berbeda dalam banyak hal sama seperti kami sama dalam banyak hal pula.

dan bukankah sudah kubilang bahwa kami dikutuk?

kemana pun kaki kami melangkah. tujuan kami sama.
1kos. 1kelas. 1liqo. 1departemen di IMABA. 1organisasi di kampus, di saman. bahkan untuk opsi jurusan waktu masuk UGM dulu pun, kami benar2 sama. psikologi, sastra inggris, sastra arab. dan takdir memilih sastra arab untuk menjadi tempat kami berbagi.
ada berapa banyak kemungkinannya?
ada berapa banyak peluangnya bagi kami untuk bisa bersama? kecil, memang kecil.
dari sebegitu banyak PTN di indonesia, dari sebegitu banyak fakultas, jurusan dan prodi yang ada. kenapa musti di UGM? dan kenapa juga musti sastra arab?

dan, mari.. pikirkan lagi,
ada berapa banyak kos2an di jogjakarta ini?? ada berapa banyak kelompok liqo disini?? dan ada berapa banyak pilihan organisasi yang bisa kami geluti?
tapi kenapa, lagi2 sama lagi??

dan bukankah juga telah kukatakan bahwa kami bukan bayangan?
bahwa kebersamaan kami bukan semata karna ketergantungan, tapi karna kami memang gak punya alasan untuk tidak berjalan beriringan.

kami bisa aja berjalan satu2. mengerjakan segalanya secara individu.
dan di titik itu, satu2nya yang berbeda mungkin hanya rindu.
tapi di luar rindu, kami bakal baik2 aja.

dan yang harus selalu kuingat ialah, gak ada yang istimewa dari kebersamaan ini.
gak ada yang istimewa dari kutukan yang menyenangkan ini.
kecuali hanya ada dan nyata.
sebab semuanya bisa aja sirna, dan yang seharusnya istimewa di hati kami berdua ialah Dia. Yang telah menganugerahkan kutukan. Sang penyisip kasih dan kerinduan.
dan kebersamaan ini, memang iya berharga. tapi sekedarnya.
karna;

الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ

”Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS Az-Zukhruf ayat 67)

Friday, January 01, 2010

posting sambil nunggu gerhana.

aku uda pindah kosan. di kosan yang sama sama si tika musfita alias kaka alias kalong. dengan kamar yang tepat bersebelahan dengan kamarnya.
ckckck... makin kayak kembar siam aja aku sama dia. makin rame juga anak2 sastra arab yang komentar tentang kami berdua. dan makin gampanglah si tika musfita ini merepotkanku dan menyeretku kedalam keribetan hidupnya.
haha.. kami saling merepotkan hidup satu sama lain sebenarnya.

sekarang aku lagi nungguin gerhana bulan yang tadi digembar-gemborkan putri. tika uda terlelap disampingku. malem ini aku terpaksa ngangkut kasur ke kamarnya lantaran siang tadi habis dikerjain azka. well, salahku juga.
tadi siang gak sengaja aku terseret dalam ulah iseng azka nyoba2 buka website peter answer. sejenis situs ramalan online yg sudah sedemikian tenar. aku sendiri sebenarnyabaru tau keberadaan situs itu tadi dan merasa benar2 menyesal membiarkan diriku terjebak dalam acara iseng2 bodoh semacam itu.

sebenarnya gak ada rencaan untuk tetap terjaga smpai semalam ini. malah planning awal, aku sama kalong mau tidur cepet. bangun jam 3pagi, trus belajar buat uas nanti. tapi fesbuk mengacaukan segalanya.
gara2nya anak2 sekos pada nitip laptop di kamar tika. secara aku sama tika malem ini gak ada rencana kemana2 sedangkan anak2 pada mau berkeliaran dalam rangka taun baruan. kebetulan, kosan tika baru2 aja kemalingan. jadi anak2 pada parno ninggalin laptop di dalem kamar dalam keadaan tanpa pengawasan.
maka, jadilah..
aku menarik kabel internet dari kamarku ke kamar tika dan online make laptopnya zahra.
ckckck... *geleng2.


hari kamis kemarin galuh ke jogja.
iya. galuh temen smaku itu. yang sering pingsan2 itu. yang keras kepalanya lebih dari batu.
pertama kali jumpa setelah sekian lama. aku agak kaget juga. dia bener2 uda berubah. pengaruh lingkungan. parah. kerudungnya uda lepas entah kemana. rokok. cowok. huffhh..

sedih sebenernya. tapi aku bisa bilang apa?
aku jadi mikir, barangkali kalo disini aku gak ketemu kalong, bisa jadi aku juga lepas arah. entah mungkin lebih parah.
sebenernya salahku juga, aku terlalu sibuk disini. begitu percaya bahwa di semarang sana dia baik2 aja. bahwa dia uda dewasa. uda bisa jaga diri. uda pinter milih2.
salahku juga karena aku kurang peduli.

bahkan selama dia di jogja aku juga sering ninggalin dia. waktunya memang kurang pas. seminggu kemaren waktuku memang banyak tersita buat latihan saman untuk tampil perdana, musyawarah kerja dan pelantikan imaba.
6hari di jogja aku cuma sempat nemenin dia jalan2 dua hari aja. well, lebih tepatnya dia yang nemenin aku sama tika, secara ngiter2 jogja waktu itu dalam rangka nyari kostum buat tampil saman. ckckckc.. parah..! tuan rumah macam apa aku ini? sampai2 galuh harus minta temen smaku yang lain yang ada di jogja buat nemenin dia jalan2.


hari senin kemarin aku sama kalong nyoba main ice skating di saphir. karena waktu itu pas liburan, kita terpaksa bayar dua kali lipet dari harga biasa dan kebanyakan yang main ialah anak2 sd yg lagi libur sekolah. tika yang uda kere tetep gak tau diri pengen main pake pelatih. alhasil 90ribu melayang, pura2 lupa bahwa itu sudah akhir bulan. dan 90ribu itu alhamdulillah menghasilkan, dalam 2,5jam si tika musfita ini cuma jatoh tiga kali. benar2 sebuah prestasi jika dibandingkan ketika pertama kali dia berskating ria di tempat yang sama. dan seorang tika musfita merasa sangat bangga karenanya. sedangkan aku?? jangan ditanya berapa kali aku terjatuh, karena ilmu yang kuperoleh hari itu ialah bagaimana caranya berdiri yang benar setelah terpelanting di arena skating.

dan hasil yang kami dapatkan cukup signifikan juga.
lututku biru2. pergelangan kaki memar. lengan pegal. jempol lecet. tapi itu belum seberapa, yang didapat tika malah lebih parah, lututnya memang gak biru, gak ada memar, gak ada pegal. tapi pergelangan kaki bagian belakangnya lecet parah. kulitnya sampai mengelupas, benyek dan bernanah. hhaha..

yang pasti itu gak bikin kami berdua kapok. malah semakin bikin kami bertekad bisa mahir ice skating. minimal bisa seluncur muter2 kayak yang ditunjukin seorang mbak2 pelatih ke anak2 kecil di arena skating kemaren. secara aku uda biru2 dan tika uda lecet2, gimanapun juga kami harus bisa mahir es skating. kebayang gimana serunya bisa bikin serpihan es kayak es serut dari hasil muter2 itu kayak yang ditunjukkin si mbak pelatih kemaren. huehehe..

aku uda bikin planning kalo gak ada kerjaan pas liburan uas entar aku bakal rajin2 skatingan. seminggu sekali pake pelatih biar ngerti tekniknya. mumpung uda selesai libur sekolah, jadi bisa skatingan dengan harga mahasiswa. ihhiwww..ihiww..!!!

adzan subuh ud kedengeran. dan itu artinya aku uda ga tidur semaleman. dan gerhana yang aku tunggu2in gak datang2. ato mungkin uda lewat daritadi tanpa aku sadari??
hehe.. entahlah! soal gerhana itu mendadak aku jadi gak terlalu peduli.
taun baru biasanya orang mosting tentang resolusi taun depan ataupun refleksi akhir taun.
tapi aku malah curhat borongan soal gak penting gini. xixixi..

untuk kedepan aku pengen terus berprestasi. berprestasi dengan definisi yang aku dan tika yakini. bagiku, mencoreti 1 per 1 daftar muntahan cita2 itu prestasi, sedikit pergerakan dari titik kemarin menuju kesana juga disebut prestasi. dan daftar muntahan cita2 itu, kini bertambah satu jumlahnya. menurutku, ini juga termasuk prestasi.

HAMAASA !!! (>,<)/

Jogja, o1.o1.2010, 04:40

Friday, August 07, 2009

balada kos puteri

"Oalaah yg itu toh...
itu mah sering nginep. Gak SuKA bgt liatnya!

Ntar klo kaka balik tak ceritain smuanya..ok!
Pokoe kalo ada yg gak bener dkos, mel jgn ikutin ya..ttp istiqomah aja ;-)"


sms balesan dari mbak ina pagi ini sukses membenarkan segala kecurigaanku, tentang mbak2 yg suka bawa cowok itu, mbak2 yg pelihara anjing dikamarnya itu, mbak2 yg pake kerudung itu.

Tapi aku gak nyangka faktanya semencengangkan ini.
Nginep?
O my g0d..

Sepasang manusia dalem 1kamar malem2. Gimana caranya biar aku gak su'udzh0n?

Berapa hari yg lalu, waktu aku lagi n0nt0n sama nia dgazebo tv umum. Seorang lelaki masuk k0san. Kemudian menuju kamar yg letaknya paling belakang.
Gak lama sepasang anak manusia keluar. Entah kelayapan kemana.

Sinting! Padahal itu uda jam 11malem. Aku sama nia saling pandang. Kemudian menghela nafas kami kencang2.

Paginya, waktu aku, nia, windy lagi ngeg0sip dikamarku. Sepasang anak manusia itu pulang. Lalu langsung masuk kamar.

Dan jam setengah10 malem tadi, waktu aku baru pulang beli nasi. Aku liat cowok itu didepan pintu kamar si mbak.
Melepas sepatunya, lalu masuk kamar. Kemudian pintu ditutup. Lampu dimatikan. Tinggallah aku yg terpaku didepan kamarku.

Pertama ketemu mbak kerudung itu aku jatuh hati. Tinggi putih plus senyumnya menawan hati. Seandainya aku lelaki, tentu sudah kulamar dia sebagai istri.
Kami gak pernah bertukar nama, cuma saling senyum aja kala bertemu muka. Dari windy, aku tau dia mahasiswi universitas swasta terkemuka di k0ta j0gja. Sepertinya mahasiswa baru juga. Dia ngek0s disini biar bisa bareng tetehnya.

Dan sekarangpun aku masih aja gak percaya.
Sial !! Gimana bisa??

Baiklah, mari berpikir ulang.
Perempuan berkerudung, kulia di universitas islam, memelihara anjing, dan membiarkan lelaki menginap dikamar.
Sungguh, kepalaku jadi pusing sekarang.
Pertanyaannya masi sama.
GIMANA BISA???

PS: p0stingan ini tidak dimaksudkan untuk memprovokatori, mem0jokkan serta mencemarkan nama baik pihak manapun. P0stingan ini murni manifestasi dari keresahan hati sang penulis terhadap fen0mena fen0mena gaib tak biasa yg terjadi dik0sannya. Itu saja.

Monday, July 06, 2009

tentang hari ini

Here i am.
Di teras kamar k0san. Cuma sendirian, kekenyangan setelah seharian tadi kelaparan.
K0san ini bener2 sepi sekarang. Dari 16kamar yang ada cuma 4kamar yang lampunya nyala. Kamar2 yang lain gulita, penghuninya entah kemana. Pun yang tersisa memilih di kamar aja. Padahal langit malem ini subhanallah keren luar biasa. Terang benderang oleh purnama.

Hoho.. Okeoke.. Itu lebay. Seterang2nya purnama gak mungkin bisa sampek benderang.
Tapi yang pasti. Dari sini, dari tempatku bikin p0stingan ini. Duduk nyender dengan damai tepat di pintu kamar yang terbuka lebar. Aku bisa liat 1bintang yang paling terang. Kerlap kerlip sendirian. Sama kayak aku. Menghirup hening yang sama. Menikmati dingin yang sama. Tapi hening ini, dingin ini. Entah kenapa nyaman sekali.

Seharian ini aku bener2 kayak orang stres. Dikamar aja, bw kesana kemari. Pesbukan. Tidur. Mandi. Dzuhur. Bw lagi. Pesbukan lagi. Tidur. Ashar. Bw. Maghrip. Makan. Kemudian bikin p0stingan. Saking malesnya, makan aja dijamak jadi 1x sehari. Benar2 hebat. Makan dijamak. Mandi dijamak. Mau jadi apa kau nak?! hakkhakkhakk..

Tadi papa sms, bilang insya Alloh aku ke makassar tanggal 8. Tiket bakal di anter sama salah seorang temen papa yang kerja di kant0r cabang sini.

Cihuyy..!!!! Akhirnya diriku ke makassar juga. Kemaren aku memang bilang ke papa kalo penghuni k0san pada pulang ke kampung halaman, maksudnya biar papa cepet2 nyariin aku tiket ke makassar. Padahal sih yang mudik cuma 3aja. Tapi mungkin papa nyangkanya yang mudik semua. Papa siy sempet nanya apa aku sendirian ato enggak di k0sannya. Tapi gak kujawab. S0alnya kalo kujawab jujur, pasti papa santai2 aj. Tapi mau b0hong, aku takud kualat. Dengan diam aku aman. Sungguh cerdas, bukan?! :D

sebenernya sih aku pengen ke makassar bukan karena gak betah di j0gja. Tapi karena gak kerasan. Hwkwkwk..
Gak d0ng, aku mah kerasan2 aja sebenernya. Cuma aku memang pengen ke makasar, penasaran aja sama rupa k0ta itu. Lagian disini gak ada yang ngajak jalan2. Mbak tita uda hengkang, balik ke kampung halaman buat ny0ntreng tanggal 8 entar. Pengen naek transj0gja juga gak tau rutenya. Hagshags..

Sudahla, yang penting bakal ke makassar.
Cihuii..!!! orang sabar emang disayang Tuhan. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? ;) ;) ;)

PS: ini uda nyaris jam 9. Tapi mbak2 di depan kamarku tiba2 pulang bawa cowok dan langsung masuk kamar. Untung aja tadi aku nangkring di depan pintu pake kerudung. Selamat..Selamat.. ;D

Haggzz.. jaman yang uda rusak ato aku yang terlalu lebay menanggapi ini?! Okelah, husnudzhan aja. Kali itu abang ato adeknya dia.

Ya Allah, lindungilah aku dari berburuk sangka. Daripada pusing, mending shalat isya dulu ahh..
UA-111698304-1