Showing posts with label kompetisi. Show all posts
Showing posts with label kompetisi. Show all posts

Monday, November 26, 2012

Selamat :)


AAAA... saya sebegitu senangnya sampe kepingin jumpalitan.

Telapak tangan saya sekarang biru-biru dan nyeri. Kaki saya sebagian juga ikut biru lebam. Tulang rusuk saya serasanya sudah remuk di dalam akibat saya menghentaknya terlalu keras dengan tangan. Tapi yang jelas hati saya kepingin meledak kesenangan. Maka, Selamat :)

Saya masih ingat bagaimana menenangkan Amel dan Sinta di belakang panggung waktu itu. Memeluk mereka satu-satu, mengalirkan pada mereka sebanyak mungkin ketenangan dan rasa tak acuh. Meremas bahu Sinta ketika airmatanya sudah memenuhi pelupuk dan tinggal menunggu jatuh, lalu saya tatap matanya dalam-dalam, kuat-kuat menanamkan sugesti bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan.
Saya mengerti ini kompetisi pertama mereka, saya kan juga melihat sebesar apa mereka panik dari air muka yang pucat pasi dan pancaran mata yang merasa ngeri. Dada mereka gempar, meskipun saya tenang. Tapi menyaksikan itu saya jadi ikut cemas juga, bukan terhadap lawan, tapi karena mental rekan-rekan. Saya tahu Hanip juga sama cemasnya karena alasan yang sama.

Hingga kemudian datanglah Abe dengan kata-katanya yang seperti mutiara.
Penggendang paling bagus itu Mas Hanip. Syech yang suaranya paling oke itu Ica. Penari paling keren itu rampoe. Cowok-cowok paling ganteng di dunia ini itu anak rapai. 
Meskipun saya tahu kata-kata itu tidak sepenuhnya benar, tapi saya menyimpannya sebagai mutiara yang menenangkan. Namanya nasionalisme.

Lalu tahu-tahu saya sudah berlari masuk panggung dan disambut dengan sorak-sorai menggelegar. Ah, dan kami juga punya pendukung-pendukung paling setia di dunia. Jadi memangnya harus mencemaskan apa?

Maka begitulah, saya tampilkan senyum paling manis yang selama perjalanan FIB-Purnabudaya tadi saya latih di depan kaca. Merapatkan tangan, lalu potongan-potongan emas dari kertas yang  Neng Ana dan 2 orang lainnya genggam berjatuhan. Menampilkan aksi panggung yang tidak biasa-biasanya. Sekumpulan massa itu melenguh, senyum kami melebar karena berhasil memberikan variasi yang baru. Dan pertunjukan pun dimulai.

Saya ingat-ingat kata-kata Afel di backstage tadi. Tempo lambat.. pake tempo lambat.. jangan egois dan akhirnya jadi kecepetan sendiri. Senyum saya menang, pikiran saya tenang, tapi tangan-tangan ini menghentak binal. Semua gerakan harus disajikan total! Saya bahkan tidak peduli kalau akhirnya jantung dan paru-paru saya mencelos ke belakang saking kuatnya saya memukul-mukul dada. Saya tahu sedang memperebutkan apa. Panggung ini tidak asing, karena kami tampil di sini sudah sering, tapi apa yang kami perebutkan kali ini berbeda. Precious.

lalu ketika akhirnya kami diminta tampil kembali karena berhasil meraih juara pertama, saya tahu itu untuk mereka. :'"*

Sebab penggendang paling bagus itu Mas Hanip. Syech yang suaranya paling oke itu Ica. Penari paling keren itu rampoe. Cowok-cowok paling ganteng di dunia ini anak rapai. -dan kami punya pendukung-pendukung paling setia di dunia. Saya menyebut ini nasionalisme, bukan kata-kata kesombongan. Dan Belgia itu nyata! Semoga selanjutnya segala sesuatunya semakin dipermudah. Amiin :')

Saleum.

Tuesday, July 26, 2011

hujan pertama

Hujan pertama di musim kemarau ini kusaksikan pertama kali waktu di purwokerto tanggal 19 juli kemarin. Gerimis waktu itu, jatuh indah di bawah cahaya lampu. Ada aku di bawahnya, berjalan dengan gembira menuju warung penyetan meski sembari menahan mual.

Sore tadi, hujan kemarau pertama turun juga di jogja. Bertepatan dengan aku yang berjalan sempoyongan menuruni tangga. Merasa marah, sakit kepala dan ingin tidur saja.

Monday, May 23, 2011

*14: laundering

aku mendorong kursiku lebih jauh, menyeret ember berisikan rendaman pakaian lebih dekat dalam jangkauan. darisini, setidaknya bulan lebih kelihatan meskipun harus mendongak nyaris 180 derajat.

akhirnya aku memutuskan untuk menuntaskan pakaian-pakaian yg kurendam tadi siang. bulan besar, terang dan silau ini akhirnya mampu membuatku menunda sebentar perasaan ingin tidur yg tenang setelah latihan gila tadi siang.

di atas kepalaku, bulan muncul-hilang.

awan bergumpal-gumpal ini mengganggu! sama seperti perasaan entah apa yg sekarang mengganggu ketenanganku.
hari ini berlangsung menyenangkan, sama seperti langit malam yg semarak dengan kilau cahaya bulan, beberapa bintang jernih berkerlap-kerlip dengan iramanya sendiri. tapi awan itu mengancam seperti noda. merusak himne penampakan benda-benda angkasa. sama, seperti perasaan-pikiran buruk yng membuat cacat kesenangan hari ini.

aku memeras pakaian dengan perasaan melayang. seperti zombi yg melakukan pekerjaan-pekerjaan dengan tanpa sadar. meraih hanger, menggantungnya di satu baris, memeras lagi, kemudian mendongak 180 derajat ke atas. awan kelabu tebal, menyembunyikan primadona bulat terang tanpa ada bekasnya. seperti benda bernama bulan itu tidak pernah menggantung disana.

hei kamu! awan-awan kelabu! pikiran-perasaan buruk itu! pergi sana jauh-jauh!

p.s: menemukan ini di draft. saya senang! pada akhirnya pikiran-perasaan buruk itu sudah hilang.

18 mei 2011 di kamar 14
mahendra bayu pukul 3 lewat 51
kepingin muntah! selalu begini kalau minum kopi

Tuesday, May 17, 2011

*12: malam-malam

bulan malam ini bagus sekali.

aku menyadari keberadaannya kali pertama lewat teriakan rahma ketika kami berjalan pulang selesai latihan. bulat, besar, terang dan sakti. cukup sakti sampai-sampai mampu membuatku bertahan duduk di pinggir lapangan membelakangi gedung sekolah dasar yang seram. menyeruput es teh manis kelewat dinginku yg membuat gigi ngilu.

malam ini dingin, tapi entah kenapa aku kepingin es teh. dingin dan manis, kali ini seleraku memang menyimpang. sama seperti mbak anyin, biasanya aku tidak akan suka pada manis gula yang mengacaukan kelat pada tehku yg miskin rasa. juga tidak suka dingin karena membuat gusiku terasa ditusuk tiba-tiba. tapi sama seperti bulan. es teh manis yang kuseruput itu pun kali ini berbeda. gulanya tidak larut, tidak mengacau, tapi mengendap di dasar, pun masih kasar.

dan ternyata rasanya menyenangkan.
duduk tepat menghadap bulan, dijaili semut hitam besar yang berulangkali naik ke tangan. merasai pahit pada teh yg dingin dan membikin ngilu itu, lalu mengunyah gulakasarnya, kemudian merasakan manis leleh di lidah. teringat seorang teman yg saat ini sedang menuju lapangan kasihan. "bulannya..." ketikku padanya, antara berseru dan terpana.

angin menghembus frontal, meneriakiku untuk segera pulang. persis seperti telepon2 dari rumah semasa sekolah yg menyuruhku cepat pulang karena matahari sudah terbenam. tapi sama seperti masa-masa smp itu, aku pun enggan pulang. bahkan meski rumah yg kutuju sekarang jauhnya cuma beberapa meter di utara dari tempatku saat ini terpana.

melirik jam pada hape yang bergetar mengirim sinyal sms balasan. 19:15, masih boleh bertahan 15 menit lagi, setidak-tidaknya sampai es teh ku habis. dan ternyata yg merasa bulan malam ini bagus tidak cuma aku saja. terpikir mengirimkan sms yg sama pada dewi, pada kak nad, pada.. entahlah, barangkali seisi indonesia. pasti rasanya menyenangkan jika bisa memandang bulan seindah ini bersama-sama meski dari tempat berbeda-beda. bulan sebesar dan sedekat ini, benar2 sakti hingga bisa membuat jarak kehilangan arti.

dan ternyata rasanya memang menyenangkan mendapati kepalaku penuh dengan kekosongan.

dulu ketika sd, di saat-saat bulan kelihatan suram dan tidak sebegini menyilaukan, mata bocahku seringkali menangkapi keberadaan kawah-kawahnya kemudian berimajinasi. bahwa kawah-kawah itu menyerupai muka seorang puteri, dia dikutuk, diasingkan sendirian di bulan mirip pendosa yg dipasung di dalam gudang. kemudian ada kawah yg mirip becak. itu becak terbang, dengan pak tua yg memakai topi jerami seperti yg dipakai petani, dia datang beberapa minggu sekali membawakan makanan untuk puteri.

malam ini, aku memandang bulan yg keemasan dan menyilaukan itu seperti disana ada orang, melambaikan tangan.

selesai ditulis pukul setengah tiga.
mengutuki efek kopi torabika.

Saturday, May 14, 2011

*11: ditempa

malam ini aku kembali banyak mengoceh tentang trip sumatera. target sebelum umurku 20 itu. rancangan-rancangan menyinggahi jakarta, lampung, padang hingga sabang.

di keluargaku selama ini, berlaku satu hukum yang sudah sering terbukti.
apa-apa yang telah dipersiapkan dari jauh hari seringkali malah tidak jadi. rancangan-rancangan yang sejak jauh hari dibicarakan seringnya berujung gagal. kejadian rencana trip ke toraja itu cuma contoh sederhana. selalu begitu, terlalu bersemangat merancang, namun mendadak tidak menarik lagi untuk diwujudkan.

ini yang paling banyak aku takutkan dalam merancang. tepat di detik pertama begitu aku menetapkan rencana perjalanan, menyinggahi jakarta, padang hingga sabang dengan abang dalam sebuah bis-lemari-es destinasi jakarta pada suatu malam. saat itu baru beberapa hari lewat pertengahan januari, dan rencana trip kami di awal juli.

setengah tahun! saat itu aku sadar betul bahwa ada banyak hal yang bisa terjadi dalam waktu setengah tahun. masa enam bulan itu singkat, tapi tidak ada jaminan rencana trip ini akan selamat. peluang sukses dan batal itu sama besar. tidak ada jaminan.

jadi, yang akhirnya kuisikan ke kepalaku saat itu ialah bagaimana mempersiapkan dengan serius segala sesuatunya tanpa terlalu banyak memikirkan hasil akhir. menepis kengerian-kengerian yg ditanamkan dengan tidak sengaja oleh bang hilmy, lebih banyak lagi oleh pikiranku sendiri. tentang bis ekonomi, asap rokok, rambut yang lembab karena tdk bisa keramas, tidur di stasiun, sampai bayangan perjalanan panjang menggendong ransel sebesar galon dan dispenser.

jadilah, sejak saat itu aku belajar tahan.
belajar tahan untuk tidak mengeluh tentang asap rokok. belajar tahan menggendong ransel berat. bahkan juga belajar tahan 4 hari tidak keramas (ini sih karena malas :p).

di pikirku waktu itu, yang penting belajar dulu. mempersiapkan semua yg dirasa perlu. soal batal atau jadi, itu perkara nanti. manusia memang jatahnya merencanakan-mempersiapkan, Allah yang memutuskan. lagipula kata orang2, kemenangan itu menyukai persiapan. Victory loves preparations, kalau macam yg di film the mechanic bilang.

dan belakangan aku sadar, bahwa Tuhan juga mengajariku tahan dalam perjalanan-perjalanan yg sebelumnya mana terbayangkan. perjalanan-perjalanan yg tiba-tiba diadakan (dibuat ada) Tuhan hanya agar aku bisa belajar tahan tentang lebih banyak hal. sekaligus lebih banyak belajar sabar.

di atas kereta progo sepulang dari malaysia ba'da fesco, aku belajar tahan berdiri semalaman dari jatinegara sampai stasiun kebumen. melawan kantuk yang mengetuk-ngetuk, mendahulukan teman2 yg lebih butuh duduk. belajar shalat di atas kereta dengan debu sebagai media bersucinya. baru disitu aku tau betapa sebentar2 meliukkan badan demi memberikan ruang hanya agar pedagang asongan muat untuk lewat di koridor kereta yg penuh sesak benar-benar membutuhkan kesabaran yang banyak.

di atas mad joe, bis maju utama yg kami sewa untuk mengantar kami pulang sampai jogja, aku baru tau betapa ketika bis sedang ngetem itu, udara bisa menjadi begitu panas dan lengketnya. seperti sarden di dalam kaleng. keadaan dimana setiap mulut gatal mengutuk-mengamuk.

dalam perjalanan pulang paling miserable itu pula, aku jadi mengerti betapa tidur di lantai mesjid yang keras ketika di luar sedang hujan deras bisa jadi sebegitu nikmat. perasaan tidak ingin bangun yang sama yang kudapati ketika jatuh tertidur di sebuah mushola dalam gang sempit sekitar stasiun manggarai.

juga pengalaman berinteraksi dengan penduduk hingga dihisapi nyamuk saat terdampar di sebuah desa penuh sawah di subang sana.

bahkan belajar lebih banya lagi tentang watak manusia. yg rakus macam pak agus sampai yg baik macam pakcik supir taksi di malaysia. termasuk juga laki-laki ngapak yang menjahiliku di bis raharja, setidaknya membuatku berpikir lagi bahwa tidak semua orang bisa diajak beramah-tamah.

rasanya benar-benar seperti ditempa.
untuk tahan tidak mengeluh dan tahan tetap berdiri di batas sabar. di batas senang. di batas syukur. di dalam batas untuk tidak mengutuk, untuk tidak mengamuk.

di batas merasa cukup.

kamar 14 mahendra bayu pukul 00:21
saatnya mandi, dan memulai tugas panjang hari ini
selamat pagi ! :D

*10: mengganti

kalau ada satu hal yang aku tidak pernah suka. mengganti adalah salah satu jawabannya. ini kenapa aku lebih menyukai segala sesuatu yg serba satu. sepatu, laptop, hape, dispenser, kamar sampai pacar. hahahaah...

yg jelas mengganti itu selalu menyakitkan, barangkali juga bagi semua orang. pun sama halnya dengan digantikan. aku tau betul betapa rasanya tidak membahagiakan.
sedang memiliki satu segala sesuatu itu menjadikan special. menjadikan sayang.

ada yang keberatan? :)

kamar 14 mahendra bayu pukul 22:20
gerah sekali sehabis latihan tadi,
kepingin mandi.

Tuesday, May 10, 2011

*05: pantaaai banzaiiii.. =D

aku masih terheran-heran bagaimana bisa Tuhan begitu gampangnya mengabulkan doa. dua postingan ke belakang sebelum postingan ini, aku masih ingat betapa inginnya aku main ke pantai. dan kalian tahu? aku baru pulang dari pantai.

rasanya udah bertahun-tahun sejak terakhir kali aku melihat pantai. pantai terakhir itu namanya bira. oke, ralat: pantai bagus terakhir itu namanya bira! iya benar, pantai yg postingan liputannya belum selesai-selesai itu. haha.. tapi nama pantai bagus kali ini lain lagi, namanya menganti, kalo bang hilmy menyebutnya PANTURA, pantai utara australia. kalo kak adhi menyebutnya PANTURA juga, pantai australia utara, tapi aku, menyebutnya pantai float vanilla tongue

seperti soft es krim vanilla depan shopping centre yang meleleh-leleh menumpahi karang


Hari minggu kemarin total senang-senang, menjelajah betul-betul mirip bolang. euforianya masih terasa. histeria ketika akhirnya mendapati horizon antara bumi dan langit itu juga belum kulupa, laut! aku bahkan kepingin nangis saking senangnya. rasanya betul-betul rindu.

ini kali pertama aku ketemu laut bagus di pulau jawa. pantai yang kontennya bukan cuma sekedar pasir, angin dan ombak besar mematikan. di aceh dulu, aku bisa ke pantai kapan pun aku mau. seringnya malah hampir tiap minggu. pelabuhan ulhelhe cuma beberapa kilo jaraknya, ditambah lagi gampang aksesnya. mau ke lhoknga palingan enggak sampai 30 menitan. yang aku tahu, di jogja pun banyak pantai bagus. sundak yang direkomendasi kak adhi faktanya memang sekalipun belum pernah kujelajahi. yang pasti nanti. tapi yang jelas, hari minggu kemarin sampai juga aku ke menganti.

kami bergerak dari rumah kak iftin sekitaran pukul 10an. perjalanan ke menganti memakan waktu sekitar 40 menitan dengan medan tanjakan dan turunan yang curam, mengingatkanku pada jalan menuju nol kilometer di pulau weh yang berpagar jurang dan hutan-hutan, beberapa bagian jalan bolong dan becek akibat hujan besar tadi malam. untungnya, tukang ojek yang aku tumpangi seperti sudah hapal jalanan menganti, aku menyebutnya bang hilmy Rolling

pemandangan langit-laut biru diantara dua bukit menjadi tanda kami hampir sampai. seandainya bisa melonjak-lonjak girang diatas upa yang sedang berjalan, pasti sudah kulakukan. sayangnya tidak bisa, jadinya aku cuma menjerit-jerit senang saja Head Spin. dan di atas sebuah tanjakan tempat kak adhi berhenti demi menunggui kami, ada venue yang betul-betul mantap kali, sayang kami enggak berhenti. perjalanan tetap dilanjutkan sampai akhirnya kami sampai di sebuah tempat dengan plang pelelangan ikan. perahu-perahu biru berjejer-jejer memenuhi pantai di sebelah kanan.

aku membaui amis ikan yang membikin kepingin muntah itu dengan rakus. aroma nya lebih tajam dari bau pelelangan ikan manapun yang pernah aku datangi, rasanya senang sekali. begitu memarkir motor dan singgah sebentar ke toilet dekat parkiran demi memenuhi panggilan alam, kami berjalan menuju mercusuar. matahari siang itu sedang terik-teriknya, kami berjalan kaki melewati jalanan menanjak itu dengan susah payah. di sebelah kanan ada semacam terasering yang sedang ditanami tumbuh-tumbuhan. kata bang hilmy, ini tanaman pace, tapi kata ibu penjaga warung yang kami datangi sebelum pulang, kalau tidak salah dengar itu tanaman nyemplungan, semacam tanaman yang memabukkan, mendengar itu aku langsung melirik kak adhi, kemudian menambahi, "kalau di aceh mungkin semacam ganja." Devil



oiya, kak adhi teman bang hilmy ini adalah orang yang akan meramaikan trip jawa-sumatera kami. dia udah pernah beberapa bulan tinggal di aceh pasca tsunami. railfans dan bismania juga, bisnonekonomimania ding peace sign. haha.. kubayangkan diriku nanti jadi semacam putri salju yang dijagai oleh dua kurcaci raksasa. cihuilah!

begitu sampai mercusuar, kami langsung bikin kaplingan dibawah bayangan tiang yang agak teduhan. pemandangannya mantap jaya, ngobralngobrol kesana kemari dihela angin sepoi-sepoi, efek sycamore tree itu datang lagi, maunya selamanya disini, enggak pulang-pulang lagi. angin kencang, asin pantai, suara ombak yang menyambar-nyambar, kesemuanya menyegarkan dan membuat nyaman. komposisi terbaik untuk tidur siang. konon, dari puncak mercusuar pemandangannya lebih spektakuler, sayang kemarin itu keberanianku melesap lenyap demi melihat anak-anak tangga besi yang mesti kurayapi, teringat film sanctum yang kutonton tempo hari. dan sekarang rasanya menyesal, pokoknya, kalau ada lain waktu aku ke menganti lagi, harus naik ke puncak mercusuar. tidak ada alasan!
di bukit tempat mercusuar itu, juga banyak muda mudi yang bertingkah kayak sepasang kucing keracunan lem kanji. yang kerap kali bikin aku merasa geli sendiri.





ibarat sholat idul fitri, jalan pulang mesti beda sama jalan pergi. turun dari mercusuar kami memilih jalan alternatif merintisi ilalang dan karang. sampai disini, ombak serasa begitu dekatnya menyambar-nyambar, seperti rakus ingin melahap orang. karang-karang yang berderet di pantai warnanya hitam pekat, seperti hajar aswad. di atasnya banyak binatang kecil-kecil menempel di batu, semacam microsiput air asin. ada juga kepiting hitam berukuran sedang sampai kecil-mungil ngegemesin. di tengah jalan dalam rimbunan batu karang, ada spot yang agak rendah dan tergapai ombak, seorang kakek mendatangi kami dan memeberitahu bahwa beberapa hari lalu disitu ada tiga orang yang terseret masuk laut, tepat di titik kak adhi berdiri membelakangi ombak untuk di foto bang hilmy. mendengar itu, aku langsung cepat-cepat bergerak berpindah tempat.

pantai menganti adalah jenis pantai berpasir putih, tapi kalau kubilang, pantai ini berpasir serpihan kulit kerang. ombak yang besar menyeret kulit-kulit kerang yg sudah terhantam karang sampai ke pantai. kata seorang bapak yang ditemui bang hilmy, akan ada pertandingan surfing tanggal 18 nanti.
selama ini, menganti dikenal sebagai pantai yang belum padat oleh wisatawan, bukan seperti pantai karangbolong dan beberapa pantai lain yang berada di garis pantai yg sama dengan letak yang lebih dekat dan jalanan yang tidak terlalu rusak. tapi sekarang ada jalan yang akan dibuat untuk akses ke mercusuar. naga-naganya, setelah jalan itu di aspal, pantai menganti akan lebih ramai.

ngeri membayangkan akan seperti apa pantai menganti nanti, ramai, penuh, suram dan banyak sampah. menurutku, pantai selalu bisa lebih indah tanpa terlalu banyak tangan manusia.


model iklan poccari sweat - model iklan extra joss Idiot




by the way, poto2 keren ini diambil oleh bang hilmy dan kak adhi.

Monday, April 11, 2011

*04: gambar / foto yang paling disukai (saat ini)

hanya karena seonggok hati yg aku punya rasa-rasanya sudah seperti cangkir-cangkir ini. bergelantungan. begitu rentan.
bergemirincing tiap kali ditiup angin. beradu-gores dalam ayunan-ayunan tanpa arah. tidak tahu mau kemana.

siang tadi, ia bergerimincing lagi dengan irama tidak biasa yang pada akhirnya membuatku mengerti.
kenapa sekarang baru kusadar betapa goresan-goresan itu rawan retakan?
apa memang anginmu yang menderu atau cuma hatiku yang merapuh?
atau kau memang sengaja membuatnya seperti itu? saling beradu membuat gores-gores baru sampai meretak satu-satu?

mungkin kutempatkan saja ia dalam lemari kaca.
cangkir-cangkir itu,
jadi kau akan cuma bisa memandangnya dari jauh,
dalam hening yang akan membuatmu rindu.

karena kelak, pasti akan ada angin yang sedikit lagi lebih kencang.
yang akan membuatnya saling bertabrakan lalu menghambur dalam pecahan.

dan bukankah ketika saat itu datang, aku tidak bisa lagi mengandalkan sekedar menambal.
kan?

19:07 kamar 14 mahendra bayu
postingan ini aku sebut, "memutuskan"
terima kasih kepada tash and elle untuk fotonya
saatnya membersihkan lemari kaca, dan menata cangkir-cangkir disana.

Sunday, April 03, 2011

*03: my number one man

dia memang bukan laki-laki yang akan membangunkanku sampai kali ketigapuluh untuk sholat subuh macam ayah tika. bukan pula seseorang yang akan sholat dan mengaji di kamarku seperti papi kak ela ketika ia kangen anak perempuannya.
bukan jenis ayah yang akan selalu bertanya "kamu kurang apa?" tapi jelas adalah yang selalu mencukupkan jika kukatakan "papaaa, melyn kurang itu, karena ini, ini dan ini". lelaki yang pernah mengeluarkan nyaris satu juta rupiah dalam semalam di hari terakhir liburanku hanya untuk membayar segela repetan tentang chinese food pinggir jalan, burjo dan angkringan. Juga demi mengurai rasa iri atas ketiadaanku dalam cerita abadi keluarga ketika adik-adikku membangkrutkannya lewat rumah makan padang mahal di suatu malam. satu-satunya orang yang paling bisa kuandalkan di seluruh jagad semesta alam.

laki-laki yang tak peduli seberapapun lelahnya ia sepulang kerja, selalu mengajakku keluar untuk sekedar beli martabak terang bulan atau bahkan hanya berkendara tanpa tujuan.

aku ingat suatu malam ketika pesawat yang akan membawaku ke jogja batal terbang. saat itu, akhirnya papa memutuskan untuk me-refund penuh tiketku. membuatku harus melupakan keinginan untuk bisa ikut merasa terlantar dengan para penumpang lainnya.

dan pada akhirnya kami memang pulang ke rumah. berkendara dari bandara sampai jantung kota. hanya kami berdua, benar2 cuma berdua, tanpa aditya yang biasanya ada. berhenti di rumah makan padang dan mendapati dompet papa ditipu habis2an. 72ribu untuk satu orang sekali makan. benar2 sinting, kan?

dan yang selanjutnya kudengar ialah suaraku sendiri. mendongenginya tentang seperti apa kehidupan di jogja. tentang kuliah, tentang kosan yang sudah kemalingan dua kali, tentang jamur2 di lemari, tentang kakak angkatan yg ngajak tinggal satu kontrakan, tentang apa-apa saja yang biasa kumakan. aku enggak pernah tau apa papa bisa menangkap semua ceritaku. aku juga nggak peduli apa kata2 itu cuma masuk kuping kanan dan kemudian keluar lewat kuping kiri, atau malah masuk kuping kiri dan kemudian mental lagi. tapi satu hal yang pasti, di malam terakhir itu, aku merasa semua alasan kenapa aku ngotot pengen pulang padahal jogja lagi hiruk-pikuknya berhasil kulunaskan.

memang tidak banyak yang tau bahwa diam-diam aku mensyukuri malam itu. momen ketika aku, pada akhirnya bisa melunaskan rindu.

dia.. memang bukan laki-laki yang akan dengan sabar membangunkanku sampai kali ketigapuluh untuk sholat subuh. bukan pula yang ketika sedang kangen, akan sholat dan mengaji di kamarku. tapi yang aku tahu, sekujur kepalanya memutih untuk menyayangiku.

u just the guy that no matter how many more guys i go through
i'll always have a thing for u.

pada gerimis yg lebih besar di kamar 14
mahendra bayu pukul 17:51
tulisan ini, terinspirasi postingan mas nuran disini.

*02: semester4

kalau bukan karena mas athok, dosenku di matakuliah menulis kreatif yang bilang kalau minggu depan kita midtest, mungkin aku belum akan pernah sadar bahwa semester 4 sudah tinggal separuh. masa 3 bulan itu singkat. aku bahkan belum bikin postingan tentang semester empat. tentang matakuliah2 yang kuambil, target2ku, dosen2ku. aku pun belum sempat cerita bagaimana nasipku melawan tugas2 yang memenderitakan sekaligus membikin pintar. hal2 cihui apa yang kali ini kami lakukan?

awal semester 4 kemarin, persoalan grup tari yang tercinta itu memang cukup memusingkan dan menyita waktu luang. bukan masalah! aku menerima itu sebagai konsekuensi melarikan diri ke makassar ketika teman2 yang lain capek2 latihan selama liburan. jadilah, akhirnya segala hal tentang semester 4 yang ingin kumuntahkan harus tetap mengkristal.

tapi kupikir, belum cukup terlambat untuk mulai bercerita tentang semester yang kejam ini.

semester 4 memang kejam dan menyesakkan. salah satu diantaranya sudah pasti karena 24 sks yang kuambil. ini sks full pertamaku. entahlah, akan jadi apa ip semester ini, membayangkan hari2 ujian yang akan lebih2 menyesakkan lagi. kabar baiknya, ketika ambil 24 sks ini, aku sudah lebih dulu sadar tentang kegilaan macam apa yang mungkin bakal menyerang. jadi aku enggak pernah berekspektasi bisa punya banyak waktu luang dikosan untuk bersantai-santai maupun tidur siang. kalaupun waktu2 semacam itu memang ada, aku cukup mensyukurinya.

di semester4 ini aku ambil matakuliah komposisi arab 1 dan penyuntingan teks. di awal2 dulu, tugas2nya bener2 bikin menderita. bener2 bikin kepengen nangis darah. disuruh bikin contoh sampai berpuluh-puluh kalimat, menyusun kata, bikin kalimat lagi, menerjemah, bikin dialog sama monolog narasi-deskripsi. sekali ngasih tugas hampir selalu sampai menghabiskan kertas berbelas-belas. di penyuntingan teks juga gitu, mengedit novel asli dan terjemah. belakangan2 aja yang objek editannya udah lebih longgar, cuma edit artikel atau cerita pendek doang. tapi yang pasti untuk dua matakuliah ini aku semacam punya semangat lebih. kecuali tentu saja di saat aku sedang keras kepala.

matakuliah menulis kreatif selalu terasa lebih seru. kami dibagi kelompok2 dan harus bikin satu proyek untuk tugas akhir. kelompok tika mau bikin ensiklopedia, kelompokku bikin novel bersama. seru kan? awalnya aku maunya bikin proyek novel sendiri aja, tapi selanjutnya kupikir, proses bikin novel keroyokan ini, suatu saat bakal jadi sesuatu yang bisa aku kenang dengan seru. kapan lagi? Yasudah, akhirnya, walaupun masih suka ngeri membayangkan hasilnya, aku bertahan di kelompok dan menganggap apa yang kami lakukan adalah hal yg menyenangkan.

selain tiga matakuliah itu juga masih ada matakuliah-matakuliah lainnya. matakuliah komunikasi massa yang hampir selalu mengecewakan, sastra anak yang panas (dalam artian sesungguhnya) dan bikin ngantuk, matakuliah morfologi 3 yang seribu kali lebih cihui dibanding morfologi di 2 semester lalu, Pancasila-Kewarganegaraan yang seharusnya menyenangkan karena bertabur proyek2 seru tapi malah kujalani sambil menguap-nguap kebosanan, telaah teks arab yang entah kenapa tidak lagi sebeharga aku dulu memandangnya sad daan.. matakuliah sintaksis yang MASIH JUGA tentang menentukan fi'il-faa'il-maf'ul bih yawnAnnoyed.

ah iya, kemarin aku juga sempat ikutan seleksi masuk program sp2mp dan akhirnya aku enggak lolos. satu hal yang entah kenapa herannya malah membuat lega. aku senang karena merasa masih bisa memiliki hari sabtu dan mingguku yang berharga.

aku masih ingat detik2 aku nyerahin berkas seleksi ke hanip.
yang aku tau, menyerahkan berkas itu sama dengan merelakan keinginan2 untuk main ke solo, menganti, mbolang naik kereta sampe luar jogja, eksplore musium dan gallery yg ada di sekitaran alun2 serta hal2 lain yang cuma bisa kulakukan di hari libur. FYI, ikut sp2mp nyaris berarti kehilangan sabtu dan minggu selama periode tertentu karena pembinaannya diadakan pada dua hari itu. satu2nya yang kusayangkan dari tidak lolos seleksi ini adalah berarti kehilangan kesempatan untuk dapat makan pagi dan siang gratisan selama program pembinaan. *see? macam mana mau lolos seleksi kalo motivasinya macam ini Rolling

barangkali, aku memang disuruh fokus dengan apa yang udah ada dulu. berkutat sama amanah2 yang ada di depan mata. kuliah! sebagai anak perempuan pertama yang dikuliahin jauh2 sampe jogja. jadi bendahara yg bener untuk tim tari. jadi koordinator yg berfungsi, jadi kakak angkatan yg baik di jurusan. Gama Cendikia? TPA Az Zahra? At least, enggak perlu bertambah pusing soal kebentrok jadwal karena agenda sp2mp yang harus diprioritaskan.

semester 4 ini sudah cukup gila, kan?

pagi gerimis pada pukul 08:40 di mahendra bayu
dingin dan laper! kepingin mi rebus telor pake sambel

Saturday, April 02, 2011

*01 musik: carla bruni

wohoo.. jadi inilah postingan-30hari- pertamaku. temanya tentang musik yang menginspirasi. 1 hari ini aku habis ngobrak-ngabrik youtube ngumpulin lagu-lagunya carla bruni.
kali pertama aku kenal carla bruni dari blognya mas adhi (kemudian berlanjut ke wikipedia big grin) . tapi jauh sebelum itu, aku udah ngefans duluan sama salah satu lagunya yg berjudul quelqu'un m'a dit di film 500 days of summer.



lagu quelqu'un m'a dit ini memang cihui kali. percampuran musik dan lirik berbahasa prancis yg aku nggak ngerti artinya bikin imajinasiku berlari-menari kesana kemari. ini enaknya dengerin lagu bahasa asing yg liriknya enggak kita mengerti, kita bisa bebas merasa terwakilkan lewat keseluruhan lagu secara utuh tanpa melihat lirik yang mengikat itu. suka-suka kita aja mau mendaulat ini jadi lagu apa, mau menganggap lagu ini tentang apa, tentang rindu, patah hati, galau2an. and so on lah..

mendengarkan lagu ini, aku membayangkan aku berdansa dalam ruang makan rumah yang sudah dibuat temaram penerangannya, candle light dinner merayakan ulang tahun pernikahan yg entah keberapa. mungkin tiga, lima, sepuluh? atau bahkan limapuluh. *hukukufukuku.. alamak! jauh kali imajinasimu laughing
but satu hal yg pasti, momentnya bakal lebih romantis kalau ada piringan hitam dan pemutar musiknya. *kali ini bukan cuma imajinasi yg kejauhan tapi juga mulai tidak rasional Rolling

dengerin bruni nyanyi ini, aku jadi terinspirasi untuk belajar bahasa prancis. seru! ngeliat gimana kata-kata yang keluar bisa begitu menyimpang dari yang dituliskan. untung aja, di sastra arab ini, bahasa perancis jadi matakuliah wajib, tapi mungkin baru tahun depan aku bisa ambil. yah-yah.. tak apeulah!

selain lagu quelqu'un m'a dit, banyak lagu-lagu lain yang juga aku suka kayak L'amoureuse sama L excessive yg kedengaran lebih mayor di hati dan telinga. jenis lagu yang kalau kita dengerin, kita bisa bayangin anak perempuan pirang berjalan melompat-lompat di taman bunga bawa keranjang. ada juga lagu hasil musikalisasi puisi William Butler Yeats berjudul those dancing days are gone yang digarap dengan sanagt indah, meskipun sebenernaya aku paling suka versi yang ini dibanding yang dinyanyiin carla sendiri. mungkin carla bruni emang paling oke kalo nyanyi lagu bahasa ibunya.

ciplah,
au revoir! Wave

kamar 14 mahendra bayu pukul 11 lewat satu
mencari instrumentalia piano klasik untuk teman tidur malam
membawa cangkir emas dan kantung perak winking
UA-111698304-1